Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI, Andika Perkasa saat duduk di lapangan bersama mahasiswa baru UGM menyaksikan video motivasi yang diputar. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal, Andika Perkasa memotivasi para mahasiswa baru dengan menayangkan beberapa video karier Alumni UGM, mulai Presiden Joko Widodo, lalu Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Menlu Retno Marsudi dan Mantan Wapres RI Boediono. (Foto Dokumentasi Humas UGM)(YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memastikan, pihaknya serius menyelesaikan kasus oknum TNI di Mimika, Papua yang menjual amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Proses penyelesaiannya hukum. Tidak ada main-main, karena kami punya KUHPN. Kami pegang itu benar-benar," ujar Andika ketika konferensi pers di Kantor Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
Andika mengakui, mencuatnya kasus itu menunjukkan banyak hal yang harus dibenahi pada TNI di Papua. Salah satunya yakni soal kedisiplinan sumber daya manusia.
"Saat masuk (TNI) mungkin (akan menaati TNI). Tapi dalam perjalanannya mungkin ada yang tergoda. Entah apa motivasinya. Tapi memang banyak yang harus kami perbaiki di Papua," lanjut dia.
Diberitakan, tiga orang oknum TNI menjual amunisi kepada KKB OPM. Pelaku adalah Pratu DAT yang bertugas di Kodim Mimika dan baru bertugas selama 1 tahun 11 bulan.
Kini, ia telah ditangkap pada 4 Agustus lalu di Sorong, Papua Barat setelah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) selama dua minggu.
Selain Pratu DAT, dua oknum prajurit TNI lainnya yang terlibat, yakni Pratu O dan Pratu M. Kedua oknum juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Ketiganya diketahui menjual ratusan amunisi kepada warga yang diamankan oleh Satgas Nemangkawi di Jalan Cenderawasih Depan Diana Shopping Center, Kabupaten Mimika, Juli 2019 lalu.
Kompas TV Briptu Heidar ditemukan gugur di Kabupaten Puncak, Papua pada Senin, 12 Agustus 2019. Heidar merupakan sosok polisi berprestasi. Selama 5 tahun, Briptu Heidar berhasil menuntaskan 11 kasus. Briptu Heidar mengikuti pendidikan Bintara Tugas Umum Polri pada 2014 di SPN Jayapura Polda Papua. Pada 2017, Briptu Heidar mendapat kenaikan pangkat luar biasa dalam aksi pembebasan sandera warga papua dan non-papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Banti, Distrik Tembagapura pada 11 November 2017. Heidar pun mahir berbahasa Jerman. Briptu Heidar gugur saat melaksanakan tugas penyelidikan di Kabupaten Puncak, Papua. Diberitakan sebelumnya, kejadian tersebut bermula pada Senin sekitar pukul 11.00 WIT. Briptu Heidar dan Bripka Alfonso Wakum sedang melaksanakan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai sepeda motor. Saat melintas di Kampung Usir, Heidar dipanggil oleh teman, warga setempat, sehingga Alfonso memberhentikan kendaraan. Selanjutnya, Heidar menghampiri teman tersebut, sedangkan Alfonso menunggu di motor. Pada saat Heidar berbicara dengan teman tersebut, tiba-tiba sekolompok orang datang dan langsung membawa (menyandera) Heidar. Setelah kejadian tersebut, Alfonso langsung kembali dengan sepeda motor dan melaporkan peristiwa tersebut ke pos polisi di Kago Kabupaten Puncak. #briptuheidar #polisidibunuhkkb #papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berhasil Evakuasi 47 WNI di Hong Kong, DPR Apresiasi Kemenluhttps://nasional.kompas.com/read/2019/08/13/19000831/berhasil-evakuasi-47-wni-di-hong-kong-dpr-apresiasi-kemenluhttps://asset.kompas.com/crops/Shy7CIOotKtCjD7BukKdX9ocZA0=/0x0:640x427/195x98/data/photo/2019/08/13/5d52a55532f10.jpg