Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Krisis Nelayan, Paradigma Nelayan Keren Harus Dipromosikan ke Milenial

Kompas.com - 06/08/2019, 16:28 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurangnya minat anak muda di industri perikanan dan rumah tangga nelayan menjadi ancaman serius bagi kelautan di Indonesia.

Pasalnya, hal tersebut dapat memicu kurangnya nelayan dalam 10-50 tahun yang akan datang.

"Penurunan minat rumah tangga nelayan ini problem besar. Dalam 10-50 tahun lagi kita akan shortened nelayan karena putra nelayan justru tidak mau jadi nelayan," ujar Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Sjarief Widjaja dalam Seminar Nasional bertajuk 'Prospek Poros Maritim Dunia di Periode Kedua Jokowi' di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Anak-anak Nelayan Tanjung Batu Mengimpikan Emas...

Oleh karena itu, kata dia, yang menjadi tantangan saat ini adalah untuk membalikkan paradigma bahwa profesi nelayan bukanlah profesi yang tidak menarik kepada para generasi muda.

Paradigma bahwa nelayan itu keren, bisnis ikan itu bagus dan menjanjikan harus dipromosikan kepada generasi milenial saat ini.

Penggunaan media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook dimanfaatkan untuk membangun pandangan bahwa profesi nelayan bukan hal yang buruk.

Sjarief WidjajaKOMPAS.com/ESTU SURYOWATI Sjarief Widjaja

Baca juga: Kisah Polisi Kenalkan Laptop dan Internet kepada Anak Nelayan di Buton Selatan

Tempat penampung ikan yang tidak lagi kumuh, nelayan berpakaian rapi, mengenakan sarung tangan, memiliki kapal yang bagus, ada asuransi dan permodalan akan membuat profesi tersebut diminati.

"Kalau itu terjadi, rasanya anak muda mau masuk ke bisnis sektor ini," kata dia.

Persoalan ini, terang dia, menjadi salah satu masalah yang harus diselesaikan agar Indonesia bisa menjadi poros maritim dunia sebagaimana yang telah dicanangkan lima tahun lalu.

Baca juga: Dedikasi Bhabinkamtibmas Demi Minat Baca Anak Nelayan

Kurangnya minat generasi muda nelayan untuk terus menjadi nelayan juga dikarenakan mereka diminta untuk bekerja di tempat lain demi membantu perekonomian keluarga.

"Tidak hanya nelayan, tetapi profesi seperti petani juga kemungkinan seperti itu," pungkas dia.

Kompas TV Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, melanjutkan kegiatan kampanye di Balikpapan, Kalimantan Timur. Jokowi mengunjungi masyarakat di Kampung Manggar yang dikenal sebagai Kampung Nelayan. Warga dan nelayan pun menyambut kedatangan calon presiden petahana Jokowi yang datang bersama sang istri, Iriana Joko Widodo. Keduanya langsung menyapa serta bersalaman dengan warga. Menurut rencana, seusai berkunjung di Kampung Nelayan, Jokowi melanjutkan kampanye di Gedung Dom Balikpapan. #KampanyeJokowi #Jokowi #JokoWidodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com