Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Posisi Pertama soal Publikasi Ilmiah dan Paten di Asia Tenggara

Kompas.com - 30/07/2019, 20:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Paten dan publikasi ilmiah internasional asal Indonesia terbanyak di kawasan Asia Tenggara, saat ini.

Demikian diungkapkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam sebuah diskusi bersama media massa di Jakarta, Selasa (30/7/2019). 

"Kita sudah leader (memimpin) di Asia Tenggara (untuk publikasi ilmiah)," kata Nasir, sebagaimana dilansir dari Antara.

Baca juga: Wacana Rektor Asing, Ini 4 Alasan Kemenristekdikti Undang Rektor Asing

Pada Selasa (30/7) hingga pukul 17.00 WIB, jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia tercatat sebanyak 33.177 publikasi.

Sementara Malaysia berada di bawah Indonesia dengan jumlah 32.952 publikasi. Adapun, Singapura dan Thailand masing-masing memiliki 22.500 dan 18.000 publikasi ilmiah.

"Riset, publikasi ini merupakan bahan baku untuk menghasilkan paten, prototipe dan inovasi," ujar Nasir yang pernah menjabat sebagai rektor terpilih Universitas Diponegoro di Semarang.

Demikian pula soal paten. Nasir mengatakan, saat ini paten Indonesia juga telah menjadi yang terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah 2.675 paten.

Sementara Singapura memiliki sekitar 2.250 paten dan Malaysia mempunyai 1.800 paten.

Baca juga: Hangatnya Makanan di Kotak Bekal Tenaga Surya Inovasi Mahasiswa UI

Nasir melanjutkan, untuk indeks inovasi global Indonesia, tidak terlalu menggembirakan. Indonesia masih berada di peringkat 85 dari 129 negara di dunia.

Oleh sebab itu, Nasir berkomitmen untuk meningkatkan lebih banyak lagi inovasi.

"Inovasi kita masih peringkat 85, masih sangat rendah. Ini kan bahan baku risetnya masih belum banyak, ini mulai kita dorong," ujar dia.

 

Kompas TV Berbagai jenis radio kayu ini dibuat dari kayu yang tak terpakai. Kayu-kayu palet yang dibuang atau jadi kayu bakar dioleh di rumah Howardi Candrasa yang menekuni pembuatan kerajinan dari kayu sejak 23 tahun lalu. Lulusan magister teknik industri Institut Teknologi Bandung ini membuat radio dengan bentuk klasik. Namun berdaya guna masa kini dilengkapi dengan <em>bluetooth player</em> dan juga <em>flash disk</em>. Isi radio dengan rangkaian elektronik nya pun dibuat kokoh. Awalnya Howardi merasa prihatin dengan kayu-kayu yang tak terpakai dan dijadikan kayu bakar di lingkungannya. Dia pun mencari akal untuk mengolah kayu yang tadinya jadi kayu bakar menjadi lebih bernilai ekonomis. Dengan bentuk yang klasik dan fungsi yang modern radio-radio ini dibanderol seharga Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta. #LimbahKayu #Radio
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com