Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Haris Ungkap Kegiatan "Rujakan" untuk Sambut Menag

Kompas.com - 10/07/2019, 21:49 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Kakanwil Kementerian Agama Jawa Timur nonaktif, Haris Hasanuddin mengungkap adanya kegiatan yang disebut "rujakan" yang melibatkan petinggi Kemenag se-Jawa Timur.

Menurut Haris, kegiatan itu dilakukan di sela-sela Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) pada 1 Maret 2019 di salah satu hotel di Jawa Timur.

"Jadi ada kegiatan Rakerpim, seluruh eselon 3 Kemenag Jatim, kemudian eselon 4. Di situlah kita mengundang narasumber di antaranya Pak Menteri (Lukman Hakim Saifuddin), Pak Sekjen (Nur Kholis Setiawan), dan Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur)," kata Haris di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Baca juga: Soal Wacana Legalkan Poligami, Ini Penjelasan Kemenag Aceh

Menurut Haris, sebelum kegiatan Rakerpim itu digelar, sudah terbentuk panitia kecil. Dalam panitia itu salah satunya ada Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf pada Kakanwil Jatim, Zuhri, yang mengatur keuangan kegiatan tersebut.

"Dalam sebuah rapat panitia itu, kita sepakati uang tersebut untuk rujakan. Memang itu tradisi setiap tahun rujakan itu. Dan kemudian Kepala Kantor Kemenag itu diikutsertakan. Biasanya begitu. Ada 37 kepala kantor Kemenag di kabupaten, kota," kata dia.

Menurut Haris, kegiatan rujakan saat itu sebagai bentuk penghargaan atas kedatangan Menteri Lukman dan jajarannya. Akan tetapi, kata Haris, kegiatan rujakan itu tak selalu diadakan untuk menyambut Menteri Agama.

Menurut dia, biasanya setiap kepala kantor Kemenag mengumpulkan uang dengan sukarela. Kisarannya mulai dari Rp 500 ribu, Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Ada pula yang tidak ikut mengumpulkan uang.

"Saya enggak tahu persis. siapa yang bayar juga saya enggak tahu juga. Kemudian Mas Zuhri melaporkan kepada saya 'Mas ini ada sisa untuk Pak Sekjen karena Pak Sekjen enggak bisa hadir'. Maka dilaporkan bahwa yang Rp 50 juta untuk Pak Menteri melalui ajudannya," kata dia.

Ia juga tak ingat persis siapa yang menerima hasil patungan uang itu untuk kemudian dititipkan ke ajudan Menteri Lukman. Haris juga tak tahu apakah uang tersebut sampai ke Lukman.

"Informasinya (yang diserahkan) Rp 50 juta. Tapi saya enggak tahu juga, itu informasi dari Pak Zuhri," kata dia.

Baca juga: Terdakwa Haris Merasa Romahurmuziy Bisa Singkirkan Rival dalam Seleksi Jabatan di Kemenag

Dalam kasus ini, Haris didakwa menyuap mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romy dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Haris memberikan uang Rp 325 juta kepada Romy dan Lukman Hakim.

Menurut jaksa, pemberian uang itu patut diduga karena Romy dan Lukman Hakim melakukan intervensi baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses pengangkatan Haris sebagai Kepala Kanwil Kemenag Jatim.

Sebab, Haris saat itu tak lolos seleksi karena ia pernah dijatuhi sanksi hukuman disiplin.

Kompas TV Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan akan hadir pada sidang dugaan jual beli jabatan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Khofifah akan memberikan keterangan sebagai saksi untuk terdakwa Kepala Kanwil Non Aktif Kementerian Agama Jawa Timur, Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik Non Aktif, Muhammad Muafaq Wirahadi. Ketidakhadiran Khofifah dalam sidang sebelumnya selalu disertai surat tertulis pemberitahuan kepada tim jaksa dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan. #KhofifahIndar #SidangJualBeliJabatanKemenag
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com