Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kebut Infrastuktur di Enam Provinsi

Kompas.com - 17/06/2019, 16:03 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengebut pembangunan infrastruktur di enam provinsi yang menjadi lumbung suara bagi Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 lalu. Presiden Joko Widodo memimpin langsung rapat untuk membahas percepatan tersebut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/6/2019) siang ini.

Rapat internal itu diikuti sejumlah menteri yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karta Sumadi, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo.

Basuki mengatakan, rapat tersebut membahas tindak lanjut pertemuan antara Jokowi dengan gubernur, bupati, dan walikota dari enam provinsi beberapa waktu lalu.

"Jadi beberapa waktu lalu Pak Presiden kan undang Pemda, Gubernur, Bupati dan Walikota di 6 Provinsi. Ini mau dilanjutkan lagi. Beliau memonitor proses yang diusulkan pak Gubernur, Buparti dan Walikota yang di Jateng, Jatim, Sulut, Bali, NTT, dan Papua," kata Basuki usai rapat.

Baca juga: TKN Sebut Iklan Pencapaian Infrastruktur Jokowi di Bioskop Tak Ada Unsur Kampanye

Menurut Basuki, kepala daerah dari Provinsi itu sengaja diundang ke Istana oleh Jokowi untuk menyampaikan permintaan terkait kebutuhan infrastuktur di daerahnya masing-masing.

"Misalnya Papua beliau sebutkan permintaan Pak Gub tentang PON. Fasilitas venue sport. Kalau Jateng dan Jatim khususnya, beliau fokuskan supaya semua kegiatan usulan itu diarahkan pada penunjang investasi. Misalnya usulan untuk buat exit-exit tol baru di Magetan, di Ngawi, yang di sana akan ada kawasan-kawasan industri baru. Nah itu harus kita penuhi," kata Basuki.

Namun, Basuki menilai percepatan pembangunan di enam provinsi ini tak ada kaitannya dengan perolehan suara Jokowi di Pilpres. Menurut dia, nantinya Jokowi juga akan mengundang gubernur, bupati dan walikota dari provinsi lainnya untuk menanyakan kebutuhan infrastuktur di tiap daerah.

"Beliau mau meneruskan mengundang yang lain. Ini momen tadi dibikin sambil dibuat jadwal untuk memanggil gubernur dan walikota yang lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com