Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Dua Kelompok Bersenjata Api di Rusuh 22 Mei

Kompas.com - 03/06/2019, 08:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


SETIDAKNYA ada dua kejadian terkait aksi kelompok bersenjata api di kerusuhan 22 mei lalu. Kelompok pertama menggunakan senjata api untuk membuat chaos dengan memunculkan martir. Sementara kelompok lainnya, diduga merencanakan pembunuhan terhadap 4 tokoh negara dan 1 pimpinan lembaga survei.

Setidaknya inilah yang dapat dirangkum dari kejadian demi kejadian yang muncul dan terbuka belakangan.

Sejalan dengan temuan ini, pada keterangan Pers pekan lalu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan bahwa pada tanggal 22 Mei 2019 lalu, saat kerusuhan terjadi di 3 titik di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, tak seberapa jauh dari Gedung Bawaslu, ada sekelompok orang yang menyiapkan rencana pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara.

"Ada Pak Wiranto, Menko Polhukam, Ada Pak Luhut, Menko Maritim. Lalu ada Pak Kepala BIN, dan juga ada Pak Gories Mere," ujar Tito.

Kapolri memastikan, informasi tersebut bukan berasal dari informasi intelijen.

"Ini dari hasil pemeriksaan tersangka. Jadi bukan informasi intelijen. Kalau informasi intelijen tidak perlu pro justicia," lanjut dia.

Penelusuran AIMAN

Saya melakukan penelusuran di Program AIMAN yang akan tayang malam nanti, Senin (3/6/2019) pukul 20.00 wib di KompasTV, terhadap para kelompok bersenjata api ini.

Saya mendatangi dua lokasi yang merupakan kediaman dan asal dari dua tersangka yang disebutkan Polisi, HK dan TJ.

Saya mendapatkan fakta menarik. Tiga dari enam tersangka yang ditetapkan polisi adalah mantan anggota TNI yang telah diberhentikan secara permanen karena terlibat sebuah kasus.

HK adalah mantan prajurit TNI Angkatan Darat. Ia diinformasikan pernah mengikuti beberapa operasi khusus Militer, di antaranya perang Timor-Timur di era tahun 1990-an silam.

Sementara, TJ adalah mantan prajurit  TNI Angkatan Laut. Perawakannya tinggi besar dan memiliki intelegensi yang baik. Itulah alasan ia dipilih sebagai prajurit pilihan.

Namun sekitar 10 tahun lalu ia tersandung sebuah kasus dan membuatnya diberhentikan permanen dari dinas di kesatuannya. 

Sedangkan satu-satunya tersangka perempuan yang berinsial AF adalah istri seorang Mayor Jenderal TNI Purnawirawan.

Cukup sulit untuk mewawancarai warga di sekitar rumah HK dan TJ. Para tetangga menolak untuk diwawancara. Akhirnya, saya menemukan seorang tetangga yang berhasil saya yakinkan dan bersedia diwawancara. Ia mengaku mengenal dekat HK.

Saya bertanya kepadanya tentang kegiatannya sehari-hari dan jelang 22 Mei. Ia bercerita banyak pada saya. Di antaranya, menurut dia, tak ada satu pun tetangga yang mengetahui apa persisnya pekerjaan HK. Padahal, HK telah tinggal di kompleks perumahan itu sekitar tujuh tahun lamanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com