JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade mengingatkan, agar para pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bijak kala beraktivitas di media sosial.
Hal itu disampaikan Andre menanggapi penangkapan Koordinator Relawan IT BPN Mustofa Nahrawardaya akibat unggahannya di twitter.
"Ya ke depan kami juga mengimbau semua teman-teman pendukung Prabowo berhati-hatilah bersosial media," ujar Andre saat dihubungi, Rabu (29/5/2019).
Ia mendoakan Mustofa agar diberi kesabaran dalam menjalani proses hukum terkait kasusnya.
Baca juga: Jadi Tersangka Ujaran Kebencian dan Penyebaran Hoaks, Mustofa Nahrawardaya Ditahan
Namun, ia meminta polisi berlaku adil dalam mengusut kasus penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di media sosial.
Ia merasa polisi hanya bergerak cepat menindak kasus tersebut bila pelakunya dari kalangan oposisi.
"Kami mengimbau harus ada keadilan lah. Karena ya kalau kasusnya ada di tempat kita prosesnya begitu cepat. Tapi kalau ada indikasi di pihak sebelah, ya lambat dan cenderung enggak jalan. Ini yang kami rasakan," ujar Andre.
Baca juga: Sebelum Lakukan Penangkapan, Polri Berkali-kali Ingatkan Mustofa Nahrawardaya
Mustofa telah ditetapkan sebagai tersangka ujaran kebencian berdasarkan SARA dan menyebarkan hoaks melalui media sosial.
Ia ditangkap pada Minggu (26/5/2019) dini hari dan ditahan Senin (27/5/2019) sekitar pukul 02.30 WIB.
Terkait kasus ini, Mustofa ditangkap karena twit-nya soal video viral sekelompok anggota Brimob mengeroyok warga di depan Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Menurut keterangan polisi, twit Mustofa tidak sesuai fakta.
Baca juga: Pengacara Sebut Akun Mustofa Nahrawardaya Diduga Diretas
Dalam cuitannya, Mustofa mengatakan bahwa korban yang dipukuli bernama Harun (15). Ia menyebutkan bahwa Harun tewas dipukuli.
Namun, informasi mengenai korban berbeda dengan keterangan polisi. Menurut polisi, pria yang dipukuli dalam video itu adalah Andri Bibir.
Polisi menangkapnya karena diduga terlibat sebagai salah satu perusuh dan provokator dalam aksi di depan Bawaslu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.