Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Komnas HAM Dilibatkan Investigasi Kematian Warga Saat Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 27/05/2019, 19:23 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menuturkan bahwa Komnas HAM akan dilibatkan dalam proses investigasi kematian warga saat kerusuhan yang terjadi pasca-unjuk rasa hasil Pilpres 2019 pada 22 Mei di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat.

Hal itu ia katakan terkait usulan dilakukannya investigasi seusai menerima pengaduan sejumlah keluarga korban, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

"Saya kira Komnas HAM ikut bergerak begitu juga dengan nanti teman-teman di DPR tentu di komisi terkait saya kira ini perlu (investigasi) karena ini menyangkut nyawa manusia," ujar Fadli.

Baca juga: Komnas HAM Tak Ingin Kerusuhan 22 Mei Terulang Lagi

Menurut Fadli, investigas perlu dilakukan mengingat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan bahwa aparat tidak menggunakan senjata dan peluru tajam saat menangani aksi unjuk rasa.

Namun pada kenyataannya, kata Fadli, terdapat sejumlah korban yang meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan Divisi Humas Polri, korban meninggal dunia akibat kerusuhan saat aksi protes terhadap hasil Pilpres 2019 berjumlah tujuh orang.

Baca juga: Fadli Zon Minta Polisi Usut Kematian Warga Saat Kerusuhan 22 Mei

Sedangkan, seorang korban aksi 22 Mei yang meninggal dunia teridentifikasi terkena peluru tajam.

"Tapi kenapa di lapangan justru terjadi banyak penggunaan senjata. Baik itu peluru karet, peluru hampa, gas air mata dan peluru tajam. Ini yang harus diinvestigasi atas perintah siapa," kata Fadli.

Dalam pertemuan tersebut, ayah dari almarhum Harun Al Rasyid (15), Didin wahyudin, berharap pemerintah dapat memberikan keadilan dengan mengusut tuntas kasus anaknya itu.

Baca juga: Usai Kerusuhan 22 Mei, Pemerintah Blokir 2.184 Akun Penyebar Hoaks

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang terjadi pada 21 hingga 22 Mei 2019 di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berakhir ricuh.

Harun Al Rasyid menjadi salah satu dari tujuh korban meninggal dunia berdasarkan keterangan dari kepolisian. Diduga Harun meninggal karena ditembak.

Menurut Didin, jenazah anaknya ia temukan di RS Polri Kramat Jati. Sebelumnya jenazah Harun sempat disemayamkan di RS Dharmais kemudian dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati karena identitasnya tidak diketahui.

"Harapannya saya minta keadilan saja karena anak saya ini masih di bawah umur jadi korban penembakan. Saya minta keadilan," ujar Didin.

Kompas TV Didampingi kuasa hukum keluarga korban meninggal pada kekericuhan 21 dan 22 Mei lalu menemui Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Mereka menuntut polisi segera mengungkap penyebab kematian para korban. Perwakilan keluarga korban menunjukan sebanyak 32 bukti foto dan video peristiwa 21 dan 22 Mei 2019. Salah satu orang tua korban berharap polisi bisa menyelidiki kasus ini dengan tuntas. Orang tua Harun sudah mengizinkan anaknya diotopsi tetapi sampai saat ini belum menerima hasil otopsi tersebut. #RicuhAksi22Mei #KorbanMeninggalKericuhan #FadliZon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com