Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah dan Pihak Terkait Akan Evaluasi Pemilu secara Menyeluruh

Kompas.com - 14/05/2019, 14:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah bersepakat dengan penyelenggara pemilu, DPR, TNI-Polri beserta elemen demokrasi untuk duduk bersama-sama mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan Pemilu serentak 2019.

"Semuanya telah bersepakat setelah selesainya Pileg dan Pilpres serentak, nanti akan duduk satu meja, mengevaluasi secara menyeluruh," ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Seluruh aspek akan dibahas, mulai dari aspek yuridis, teknis pelaksanaan hingga mengenai keamanan.

Baca juga: Ketua DPR: Terlalu Dini jika BPN Sampaikan Kecurangan Pemilu

Namun, salah satu aspek yang dievaluasi dan menarik perhatian publik, yakni tentang asas keserentakan antara Pileg dan Pilpres. Artinya, akan dibahas apakah pemilihan umum ke depan tetap akan dilakukan secara serentak atau tidak.

Sekaligus akan dibahas pula keserentakannya dengan Pilkada. 

"Memang ketentuan yang digunakan sekarang ini dari MK. Tapi nanti apakah keserentakan diartikan Pileg, Pilpres dan nanti Pilkada itu pada hari yang sama?" ujar Tjahjo.

"Atau Pilkada dan Pilpres satu putaran, kemudian nanti Pileg satu putaran sendiri? Atau Pilkada sendiri, Pileg sendiri, Pileg sendiri dalam satu minggu atau dalam satu bulan atau dalam satu hari? Nanti akan dibahas detail. Karena ini kan menyangkut perubahan undang- undang," lanjut dia.

Diketahui, keserentakan Pileg dan Pilpres pada Pemilu 2019 didasarkan oleh keputusan MK yang mengabulkan permohonan judicial review Effendi Ghazali bersama koalisi masyarakat untuk pemilu serentak nomor 14/PUU-XI/2013.

Baca juga: Pemilu Usai, Gubernur Sumsel Imbau Warga Tolak Ajakan People Power

Hal lain yang juga akan menjadi sorotan selama evaluasi adalah banyak gugurnya petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) dan aparat keamanan selama menjalankan tugasnya.

"Soal petugas KPPS yang sekarang sukarela, kemudian harusnya kan masuk asuransi karena honornya kecil Rp 500.000 dan masa kerjanya lebih dari 10 jam. Saya kira ini akan jadi bahan evaluasi," ujar Tjahjo.

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum terus berjibaku melakukan rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2019. Hari ini KPU kembali menggelar rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu 2019 menurut rencana KPU akan merekapitulasi 9 provinsi. #KPU #PEMILU #Pilpres

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com