Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Nagasaki hingga Proklamasi, Peristiwa Bersejarah Saat Ramadhan Tahun 1945

Kompas.com - 14/05/2019, 14:26 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramadhan merupakan bulan suci bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Pada bulan ini, umat Muslim diwajibkan untuk bisa berpuasa untuk menahan lapar, haus dan nafsunya dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.

Sejumlah peristiwa bersejarah di Tanah Air juga terjadi saat Ramadhan. Salah satu yang paling populer tentu saja Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang bertepatan pada 9 Ramadhan 1364 Hijriah atau hari ini 76 tahun silam dalam kalender Islam.

Tentu saja peristiwa Proklamasi tak berdiri sendiri. Terdapat sebuah rangkaian peristiwa bersejarah yang terjadi pada Ramadhan tahun 1945. Berikut paparannya:

1 Ramadhan, Nagasaki dibom

Inilah replika Fat Man, bom atom generasi pertama yang meluluh-lantakkan kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Replika ini dipamerkan di stasion kereta api Trinity hari Selasa. Seorang bocah kelihatan sedang memuaskan keingintahuannya tentang benda pameran itu.Dok. KOMPAS Inilah replika Fat Man, bom atom generasi pertama yang meluluh-lantakkan kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Replika ini dipamerkan di stasion kereta api Trinity hari Selasa. Seorang bocah kelihatan sedang memuaskan keingintahuannya tentang benda pameran itu.
Pada 1 Ramadhan 1364 atau 9 Agustus 1945, Nagasaki dijatuhi bom oleh pasukan Amerika Serikat. Ini merupakan serangan lanjutan dari bom atom yang dijatuhkan di Kota Hiroshima tiga hari sebelumnya.

Nagasaki merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jepang Selatan dan menjadi kota penting semasa perang. Kota itu memiliki banyak aktivitas industri, termasuk produksi artileri, kapal, perlengkapan militer, dan material perang lainnya.

Pada ketinggian 31.000 kaki, pesawat pengebom B-29 "Bock's Car" membawa bom atom tersebut.

Awalnya, kota ini bukan menjadi sasaran tujuan. Namun, karena Bock's Car, pesawat yang membawa bom ini sudah hampir kehabisan bahan bakar dan diperkirakan tak bisa kembali ke Iwo Jima dan Okinawa, pesawat menjatuhkannya di Nagasaki.

Bom berjuluk " Fat Man" ini merupakan bagian Proyek Manhattan yang menewaskan 73.884 orang, lebih dari 74 ribu orang luka- luka, 120.820 orang kehilangan tempat tinggal, dan sepertiga Kota Nagasaki hancur.

Jatuhnya bom di Nagasaki menjadi serangan terakhir yang dilancarkan Sekutu dan menyebabkan Jepang menyerah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Fat Man Dijatuhkan di Nagasaki

6 Ramadhan, Jepang menyerah

Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri disaksikan Jenderal Richard K Sutherland pada 2 September 1945. Naval Historical Center Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri disaksikan Jenderal Richard K Sutherland pada 2 September 1945.

Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki menjadi pertimbangan Jepang untuk menyerah kepada Sekutu. Tiga hari setelah Nagasaki hancur, Jepang menyerah kepada Sekutu, yaitu 14 Agustus 1945.

Pemerintah Jepang menggelar pertemuan dengan beberapa perwira militer senior untuk segera menentukan sikap. Pemerintah Jepang akhirnya mengirimkan surat berupa sejumlah langkah yang akan diambilnya ke kedutaan besar negeri itu di Swiss dan Swedia.

Isi surat itu pada dasarnya adalah menerima syarat-syarat penyerahan yang ditentukan Sekutu. Akhirnya, pesan yang dikirim Jepang diterima Sekutu.

Upacara penyerahan Jepang digelar pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat USS Missouri. Dokumen menyerahnya Jepang yang ditandatangani para pejabat pemerintahan Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Menyerah dan Perang Dunia II Berakhir

3. 8 Ramadhan, Soekarno-Hatta "diculik"

Rumah millik Djiauw Kee Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok-Jawa Barat, menjadi tempat bersejarah karena sempat menampung Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah kedua pimpinan negara itu diculik beberapa pemuda pejuang.Kompas/IMAN NUR ROSYADI Rumah millik Djiauw Kee Siong di Kampung Bojong, Rengasdengklok-Jawa Barat, menjadi tempat bersejarah karena sempat menampung Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah kedua pimpinan negara itu diculik beberapa pemuda pejuang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com