Salin Artikel

Bom Nagasaki hingga Proklamasi, Peristiwa Bersejarah Saat Ramadhan Tahun 1945

Sejumlah peristiwa bersejarah di Tanah Air juga terjadi saat Ramadhan. Salah satu yang paling populer tentu saja Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang bertepatan pada 9 Ramadhan 1364 Hijriah atau hari ini 76 tahun silam dalam kalender Islam.

Tentu saja peristiwa Proklamasi tak berdiri sendiri. Terdapat sebuah rangkaian peristiwa bersejarah yang terjadi pada Ramadhan tahun 1945. Berikut paparannya:

Nagasaki merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jepang Selatan dan menjadi kota penting semasa perang. Kota itu memiliki banyak aktivitas industri, termasuk produksi artileri, kapal, perlengkapan militer, dan material perang lainnya.

Pada ketinggian 31.000 kaki, pesawat pengebom B-29 "Bock's Car" membawa bom atom tersebut.

Awalnya, kota ini bukan menjadi sasaran tujuan. Namun, karena Bock's Car, pesawat yang membawa bom ini sudah hampir kehabisan bahan bakar dan diperkirakan tak bisa kembali ke Iwo Jima dan Okinawa, pesawat menjatuhkannya di Nagasaki.

Bom berjuluk " Fat Man" ini merupakan bagian Proyek Manhattan yang menewaskan 73.884 orang, lebih dari 74 ribu orang luka- luka, 120.820 orang kehilangan tempat tinggal, dan sepertiga Kota Nagasaki hancur.

Jatuhnya bom di Nagasaki menjadi serangan terakhir yang dilancarkan Sekutu dan menyebabkan Jepang menyerah.

Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki menjadi pertimbangan Jepang untuk menyerah kepada Sekutu. Tiga hari setelah Nagasaki hancur, Jepang menyerah kepada Sekutu, yaitu 14 Agustus 1945.

Pemerintah Jepang menggelar pertemuan dengan beberapa perwira militer senior untuk segera menentukan sikap. Pemerintah Jepang akhirnya mengirimkan surat berupa sejumlah langkah yang akan diambilnya ke kedutaan besar negeri itu di Swiss dan Swedia.

Isi surat itu pada dasarnya adalah menerima syarat-syarat penyerahan yang ditentukan Sekutu. Akhirnya, pesan yang dikirim Jepang diterima Sekutu.

Upacara penyerahan Jepang digelar pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat USS Missouri. Dokumen menyerahnya Jepang yang ditandatangani para pejabat pemerintahan Jepang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II.

Berita kekalahan Jepang terdengar ke berbagai penjuru, tak terkecuali Indonesia. Sutan Syahrir yang mendengar kekalahan ini langsung memberitahukan kepada para golongan pemuda yang pro terhadap kemerdekaan untuk segera bertindak.

Kesepakatan terjadi setelah golongan muda melakukan rapat di Ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur membicarakan pelaksanaan proklamasi tanpa menunggu pihak Jepang.

Hingga akhirnya muncul inisiatif untuk "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta pada 8 Ramadhan 1364 atau 16 Agutus 1945 oleh golongan muda.

Golongan muda terdiri dari Soekarni, Wikana, Aidit, Chaerul Saleh, dan lainnya melakukan misinya untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota agar tak mendapat pengaruh Jepang.

Akhirnya, Rengasdengklok di Karawang menjadi tujuan utama golongan muda bersama Soekarno-Hatta. Sehari penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok. Golongan muda kembali menyampaikan desakan yang sama, proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Terjadilah kesepakatan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 9 Ramadhan 1364 atau 17 Agustus 1945.

Kesepakatan terjadi setelah golongan tua berjanji memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Soekarno dan Hatta segera dibebaskan dan kembali ke Jakarta untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Pada malam hari hingga dini hari, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo meramu apa yang kini disebut dengan teks proklamasi. Setelah menjalani beberapa perbaikan, Sayuti Melik bertugas untuk mengetik tulisan tangan.

Pada 9 Ramadhan 1364 atau 17 Agustus 1945, Soekarno didampingi Hatta membacakan teks proklamasi.

Awalnya, proklamasi kemerdekaan akan dibacakan Soekarno-Hatta di Lapangan IKADA (kini lapangan Monas) namun dipindahkan ke rumah Soekarno di Jl Pegangsaan Timur 56, yang kini bernama Tugu Proklamasi.

Permasalahannya adalah karena Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang. Melalui peristiwa tersebut, dijadikan momentum kepada dunia bahwa Indonesia telah merdeka.

Setelah merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia tentu harus segera membentuk pasukan tentara untuk menjaga kedaulatannya. Karena itu, tak lama kemudian dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 15 Ramadhan 1364 atau 23 Agustus 1945.

BKR semula bukanlah badan tentara atau institusi resmi di Indonesia, melainkan menjaga keamanan daerah dan membantu korban-korban seusai perang kemerdekaan.

BKR berada di bawah Komite Nasional Indonesia (KNI) yang berada di tiap-tiap daerah untuk melakukan tugasnya. Berawal dari sinilah, muncul ide untuk membentuk wadah militer yang lebih baik dan komplek.

Akhirnya, mantan anggota Pembela Tanah Air (PETA), Heiho dan KNIL yang dahulunya tergabung dalam BKR sepakat untuk memperdalam tugas dan fungsinya menjadi organisasi ketentaraan.

Dari BKR kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) hingga akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/14/14263961/bom-nagasaki-hingga-proklamasi-peristiwa-bersejarah-saat-ramadhan-tahun-1945

Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke