Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Tumbuh Mencapai 5,07 Persen, Perekonomian Indonesia Menunjukkan Optimisme

Kompas.com - 07/05/2019, 14:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, ekonomi nasional terus bergerak ke arah yang positif.

Hal itu tergambar dari pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07 persen seperti yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini.

"Capaian itu lebih baik dibandingkan periode yang sama dalam dua tahun sebelumnya, yakni Triwulan I tahun 2017 (5,01 persen) serta Triwulan I tahun 2018 (5,06 persen)," ujar Erani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/5/2019).

Baca juga: Menilik Dampak Pemilu 2019 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Realisasi yang dapat dijaga di atas 5 persen itu, lanjut Erani, menunjukkan optimisme dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi agar mampu mencapai target APBN 2019.

"Kondisi itu juga menunjukkan bahwa perekonomian nasional terus bergerak ke arah yang positif di saat kondisi perekonomian global saat ini masih mengalami perlambatan sekaligus diliputi ketidakpastian," lanjut dia.

Dilihat secara sektoral, kontribusi yang paling tinggi bagi pertumbuhan ekonomi di awal 2019 ini berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 0,83 persen (year on year).

Baca juga: Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi di 2020 Seharusnya Bisa Lebih dari 6 Persen

Kemudian diikuti sektor perdagangan 0,70 persen (year on year), diikuti pula dengan konstruksi 0,59 persen (year on year) serta sektor informasi dan yang terakhir, yakni komunikasi 0,47 persen (year on year).

"Masih besarnya kontribusi sektor industri pengolahan menunjukkan proses industrialisasi terus berjalan," ujar Erani.

Erani sekaligus menyitir survei yang dilakukan Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada triwulan I 2019 yang mencapai 52,65 persen atau berada di level ekpansi.

Baca juga: Erick Thohir: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Risiko Pemerataan Pembangunan

Angka itu juga tertinggi untuk periode triwulan I selama 5 tahun yang terakhir.

Pertumbuhan yang positif pada sektor perdagangan menunjukkan geliat permintaan dan penjualan terus membaik.

Selanjutnya, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,75 persen (year on year), diikuti PMTB sebesar 1,65 persen (year on year) dan net ekspor sebesar 1,16 persen (year on year).

"Membaiknya konsumsi rumah tangga tidak lepas dari terkendalinya tingkat inflasi sehingga menjaga daya beli. Hal itu didukung rata-rata indeks perdagangan eceran yang tumbuh 8,8 persen dibandingkan rata-rata indeks perdagangan eceran pada periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Erani.

Kompas TV Euforia pemilihan umum tidak akan berlangsung lama di pasar Keuangan indonesia. Pelaku bisnis akan beranjak pada prediksi pembentukan kabinet. Menurut ekonom siapa pun yang terpilih akan dihadapkan pada "kabinet pelangi". Posisi menteri dipastikan berasal dari partai partai politik tertentu. Khusus di tim ekonomi, Indonesia butuh profesional sebagai mesin penggerak tanpa konflik kepentingan. Sejak tahun 2015, Indonesia berhasil membalik tren pertumbuhan ekonomi dari turun menjadi naik. Di 2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%. Sebanding dengan ekonomi yang naik, tren investasi langsung baik lokal dan asing juga terus naik. Terakhir di tahun 2018 total investasi langsung mencapai Rp 721,3 triliun. #Pemilu2019 #TimEkonomi #MenteriKabinet

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com