Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla Bertemu Wapres China Bahas Kerja Sama Bilateral

Kompas.com - 25/04/2019, 15:15 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Wakil Presiden Republik Rakyat China (RRC) Wang Qishan di Kantor Wapres RRC, Diayutai State Guest House, Villa 15, Beijing, Kamis (25/04/2019).

Dalam pertemuan itu, Kalla membahas peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, serta riset dan ilmu pengetahuan.

Kalla menyatakan, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan yang cukup besar. Di sisi lain, Wapres juga mengingatkan kembali bahwa di Port Moresby, Papua Nugini, Presiden Joko Widodo telah meminta akses terhadap beberapa produk pertanian Indonesia.

"Hari ini, kita telah menyepakati dua protokol yaitu mengenai impor buah tropis. Saya harapkan protokol impor tersebut akan dapat segera ditindaklanjuti," kata Wapres melalui keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019).

Baca juga: Dorong Ekspor Sawit, Sri Mulyani Kunjungi Nasabah LPEI di Manokwari

Lebih lanjut, Wapres mengingatkan bahwa mengenai kelapa sawit, telah ada kesepakatan bahwa China akan meningkatkan impor sawit dari Indonesia.

Ia menyatakan sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia berharap komitmen meningkatkan impor sawit Indonesia oleh China dapat segera terwujud.

Sementara dalam bidang investasi, kata Wapres, Indonesia sangat mendorong peningkatan hubungan business to business (B-to-B) dalam rangka pengembangan kerja sama investasi.

Baca juga: Soal Ekspor Sawit ke Uni Eropa, Jokowi Bentuk Satuan Tugas

Wapres melanjutkan, dalam 5 tahun ke depan pemerintah Indonesia akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia. Menurutnya, pendidikan vokasi merupakan pilar yang sangat penting dalam program pemberdayaan sumber daya manusia.

"Hari ini saya akan bertemu dengan pebisnis Tiongkok, dan besok akan ada pertemuan bisnis antara pebisnis Tiongkok dan Indonesia," papar Wapres.

"Dan saya berharap Tiongkok dapat menjadi mitra Indonesia dalam pengembangan kerja sama pendidikan vokasi," lanjut dia.

Baca juga: Pakistan Bakal Jadi Masa Depan Ekspor Sawit Indonesia

Sementara itu, Wapres China Wang Qhisan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Indonesia ke negaranya.

"Saya ucapkan selamat datang yang mulia ke forum ini dengan membawa delegasi yang sangat besar dan tingkat tinggi, ini menunjukkan hubungan dan persahabatan antara kedua negara kita, sangat baik," kata dia.

Kompas TV Pemerintah Indonesia siap menempuh jalur hukum atau litigasi atas diskriminasi sawit Indonesia oleh Uni Eropa. Proses litigasi dimatangkan karena jalur diplomasi sudah tak mempan. Gugatan atas diskriminasi sawit akan dilayangkan pemerintah melalui Organisasi Perdagangan Dunia, WTO. Di saat yang sama, pemerintah mendorong pelaku usaha dan asosiasi sawit menggugat melalui Mahkamah Uni Eropa. Diskriminasi terhadap sawit Indonesia masih terasa. Terbaru, parlemen Eropa berencana melakukan voting atau pemungutan suara tentang implementasi regulasi renewable energy directive two. Dalam aturan penggunaan energi terbarukan itu, minyak kelapa sawit dikategorikan berisiko tinggi terhadap deforestasi. #KelapaSawit #IndonesiaGugat #DiskriminasiSawit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com