Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menhan Berharap Semua Pihak Terima Hasil Pemilu dengan Lapang Dada

Kompas.com - 25/04/2019, 14:47 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Usai pemilu serentak 2019 berjalan lancar, aman dan damai, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap semua pihak dapat menerima hasil pemilu dengan lapang dada.

"Saya berharap semua pihak bisa menerima. Pihak yang kalah menerima dan yang menang jangan sombong, itu saja," tutur Menhan dalam keterangan tertulis pertemuan dengan para wartawan di Jakarta, Senin (15/4/2019).

Tak hanya itu, Menhan juga berharap agar perbedaan pilihan dalam pemilu serentak jangan sampai menyulut perpecahan di antara sesama anak bangsa.

Karena pada dasarnya, menurut Menhan, sebagai pesta demokrasi rakyat Indonesia pemilu harus disambut dengan riang gembira. Caranya dengan memanfaatkan hak pilihnya untuk memilih sesuai hati nurani.

Lebih lanjut Menhan juga menjamin netralitas TNI pada Pemilu 2019 ini. Sebab, TNI tidak boleh terbawa arus dan selalu memegang profesionalisme sesuai Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.

"Saya sudah berulang-ulang mengatakan hal ini. Netralitas sudah saya ingatkan berulang kali sejak tahun lalu. Saya selalu ingatkan TNI harus netral. Kalau tidak, maka siap menanggung risiko," kata Menhan.

Adapun dalam membantu pengamanan Pemilu 2019 hingga sampai proses penghitungan secara manual oleh KPU selesai, Menhan memberikan arahan kepada jajaran TNI agar jangan ikut terprovokasi.

Menurut dia, hal itu sudah menjadi tugas TNI untuk berada di lingkaran paling luar, yakni sebagai cadangan umum.  Jika ada permasalahan, sudah ada petugas-petugas pemilu yang menangani.

"Saya sudah katakan kepada Kodam di seluruh Indonesia agar profesional, jangan ikut-ikutan, karena sudah ada KPU, Bawaslu, dan polri yang menangani. TNI kalau tidak terjadi apa-apa, diam saja," ucap Menhan.

Selain Menhan Ryamizard Ryacudu, hadir pada acara silaturahim dengan wartawan itu antara lain Sekjen Kemhan Laksdya TNI Agus Setiadji Irjen Kemhan Laksdya TNI, Didit Herdiawan, dan beberapa pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com