Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Hoaks Jokowi Diteriaki "Tukang Bohong" Saat Berada di GI

Kompas.com - 22/04/2019, 08:01 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah video yang diunggah di media sosial memperlihatkan bahwa Presiden Joko Widodo diteriaki "tukang bohong" saat mengunjungi Grand Indonesia, Jakarta pada Sabtu (20/4/2019).

Video yang beredar di media sosial itu menggunakan tayangan video digital Kompas TV. Namun, Kompas TV memastikan bahwa video itu telah diedit dan diubah dari video asli.

Pihak tidak bertanggung jawab durasi video yang semula sepanjang 59 detik menjadi 38 detik. Selain itu, ia juga menambahkan suara teriakan “tukang bohong” dalam video editannya.

Alhasil, video yang masih terdapat logo juga teks asli dari Kompas TV itu menjadi berbeda. Saat diputar, Presiden Jokowi seolah-olah mendapat teriakan bernada negatif dari pengunjung Grand Indonesia.

Padahal pada video asli yang diunggah Kompas TV melalui berbagai saluran media sosialnya, Jokowi tidak mendapatkan teriakan “tukang bohong”.

Baca juga: Jalan-jalan ke Grand Indonesia, Jokowi Diteriaki, Presiden, Presiden

Justru ia disambut antusias oleh para pengunjung yang mengetahui keberadaan calon presiden nomor urut 01 itu di tengah-tengah mereka.

Selain berteriak, pengunjung juga berdesak-desakan mengabadikan kedatangan Jokowi. Sebagian dari mereka bahkan meminta foto selfie bersama Presiden.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KompasTV (@kompastv) on Apr 20, 2019 at 7:10am PDT

Menyikapi hal ini, Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi menegaskan video yang beredar dengan teriakan "tukang bohong" adalah hasil editan pihak tidak bertanggung jawab.

"Video yang beredar dengan teriakan itu hasil editan pihak tertentu yang mengambil video digital KompasTV," kata Rosi saat dihubungi Minggu (21/4/2019) malam.

“Saya sangat menyesalkan perbuatan tidak bertanggung jawab itu, yang membuat, mengedit video digital KompasTV dengan maksud tidak baik," tuturnya.

Rosi berharap masyarakat tidak tertipu dengan narasi yang beredar, dan dapat membedakan mana konten asli dan mana yang telah mengalami perubahan.

"Saya berharap publik dapat membedakan mana video asli yang dibuat KompasTV dan mana hasil editan yang bertujuan tidak baik," ujar Rosi.

Sebagai bentuk peringatan agar hal serupa tidak terjadi lagi, KompasTV akan mengupayakan penyelesaian melalui jalur hukum.

"Kami akan mengupayakan langkah-langkah yang memungkinkan secara hukum terkait hal ini," ucap Rosi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com