Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Warsono, MS
Guru Besar Unesa

Guru Besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya

Jual Beli Suara dan Disfungsional Demokrasi

Kompas.com - 15/04/2019, 16:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tanggal 17 April nanti, bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPRD, dan DPD.

Pemilu sebagai wujud kedaulatan rakyat diharapkan menghasilkan presiden dan wakil rakyat yang mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang dicita-cita oleh bangsa Indonesia.

Dengan demikian, demokrasi bersifat fungsional untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Sejak awal, bangsa Indonesia telah memilih demokrasi karena diyakini sebagai sistem pemerintahan rasional terbaik.

Anggapan bahwa demokrasi sebagai sistem pemerintahan terbaik bukan tanpa alasan.
Paling tidak ada, tiga alasan yang mendasari.

Pertama, demokrasi merupakan doktrin politik yang luhur karena memberi kesempatan kepada warga negara terlibat dalam pengambilan keputusan.

Kedua, demokrasi memiliki akar sejarah yang panjang. Demokrasi sudah ada sejak zaman Yunani kuno, sehingga tahan menghadapi berbagai tantangan dan perubahan serta dapat menjamin terselenggaranya lingkungan politik yang stabil.

Ketiga, demokrasi dipandang sebagai sistem yang paling alamiah dan manusiawi karena mengakui hak-hak asasi manusia.

Namun, demokrasi juga bersifat disfungsional, seperti yang dinyatakan oleh Plato. Menurut Plato, demokrasi akan membawa kesejahteraan masyarakat jika didukung moralitas yang baik dari para pelakuknya.

Akan tetapi, demokrasi juga bisa membawa malapetaka (kehidupan anarkis) jika tidak disertai tanggung jawab moral dan kebesaran jiwa untuk mengendalikan kebebasan.

Oleh karena itu, Plato maupun Aritoteles banyak mengkritik demokrasi dan mengganggap demokrasi bukan pilihan terbaik.

Sejak abad ke-20, demokrasi telah menjadi dambaan dari setiap negara, apalagi setelah bergandengan dengan liberalisme dan individualisme.

Demokrasi telah menjadi ideologi yang memostulatkan bahwa masyarakat yang paling baik adalah yang menjunjung tinggi kebebasan.

Oleh karena itu, demokrasi selalu menuntut adanya kebebasan dan perlindungan terhadap hak idividu sebagai asasi.

Demokrasi yang dilandasi oleh individualisme dan kebebasan bisa menimbulkan masalah dalam pelaksanaannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com