SOLO, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat menyebut calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo sebagai seorang pemimpin yang memiliki niat baik.
Hal itu ia ungkapkan saat berkampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019).
Awalnya, Prabowo mmenegaskan bahwa dirinya akan membentuk pemerintahan yang terdiri dari orang-orang terbaik untuk memecahkan berbagai masalah saat ini.
Ia juga meminta para pendukungnya agar tidak mencari-cari siapa yang patut disalahkan atas masalah yang terjadi.
Baca juga: Viral, Video Epic Rap Battle Jokowi Vs Prabowo di YouTube
"Tapi marilah kita tidak cari kesalahan siapapun. Tolong jangan bicara pribadi. saya yakin Pak Jokowi niatnya baik," ujar Prabowo.
"Saya kenal beliau, niat beliau baik," ucapnya.
Kendati demikian Prabowo menilai Presiden Jokowi justru dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki niat tidak baik.
Menurut Prabowo, orang-orang di sekeliling Jokowi seringkali memberikan saran yang keliru.
"Saya selalu lihat pemimpin-pemimpin kita yang dari dulu selalu dikerumunin orang-orang penjilat-penjilat itu. Dan saya bicara kepada Pak Jokowi di depan televisi, 'Pak Jokowi siapa yang kasih nasihat kepada bapak? keliru semua itu yang ngasih saran, itu keliru semua," kata Prabowo.
Dalam kampanyenya, Prabowo kembali menyinggung soal kekayaan nasional yang dibawa ke luar negeri.
Akibatnya, kekayaan nasional tidak dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesian dan hanya menguntungkan segelintir orang.
"Ini yang menguntungkan segelintir orang saja. Segelintir orang membiarkan kekayaan indobesia dibawa ke luar negeri," ucapnya.
Baca juga: Prabowo: Lebih Baik Saya Mati daripada Menyerah
Dalam acara kampanye akbar tersebut hadir sejumlah petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno antara lain, Djoko Santoso, Titiek Soeharto, Neno Warisman, Hidayat Nur Wahid dan Syarief Hasan.
Ada pula mantan gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, mantan wakil gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, Rachmawati Soekarnoputri, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono, tokoh-tokoh GNPF, FPI dan LPI.