Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Sampai Tetangga Kita Berbelok Tak Pilih 01 karena Hoaks

Kompas.com - 04/04/2019, 12:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com --Calon presiden petahana Joko Widodo meminta para pendukungnya untuk memperteguh pilihan politik orang-orang di sekitarnya.

Sebab, Jokowi melihat ada yang awalnya mendukung dirinya dan Kiai Haji Ma'ruf Amin, kemudian karena termakan hoaks dan fitnah, akhirnya pilihannya pun berpindah pilihan politik.

"Kita tinggal 2 minggu lagi menuju 17 April 2019. Jangan sampai tetangga kita ada yang berbelok. Tidak nyoblos 01, tapi nyoblos yang lain karena isu-isu, hoaks dan fitnah," ujar Jokowì saat hadir di kampanye terbuka di GOR Satria, Banyumas, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Jokowi Targetkan Raih 80 Persen Suara di Banyumas

Menurut mantan gubernur DKI Jakarta ini, memperteguh pilihan politik terhadap Jokowi-Ma'ruf, dapat dilakukan dengan cara mengklarifikasi kabar bohong dan fitnah yang beredar.

Misalnya hoaks yang menyebut, apabila Jokowi-Ma'ruf menang Pilpres 2019, maka pelajaran agama akan dihapuskan. Selain itu, azan akan dilarang dan LGBT serta pernikahan sejenis akan dilegalkan.

Baca juga: Jokowi: Banyumas, Kepriwe Kabare...?

"Itu bohong semua. Bagaimana azan mau dilarang, calon wakil presiden saya Profesor Doktor Kiai Haji Ma'ruf Amin itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kok. Semuanya harus bisa menjelaskan bahwa itu bohong," ujar capres nomor urut 01 ini.

"Jangan sampai pikiran kita semuanya dirusak oleh kabar bohong, hoaks dan fitnah sehingga membuat kita ragu," lanjut dia.

Kompas TV Polemik terkait adanya pembicaraan mengenai jatah kursi menteri dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus bergulir. Kader Partai Gerindra, Adhyaksa Dault, membantah adanya pembicaraan tersebut. Adhyaksa memastikan tidak pernah ada pembicaraan jatah kursi menteri, karena ia yakin jika Prabowo-Sandiaga terpilih, kursi-kursi menteri akan diserahkan ke ranah profesional, bukan dari partai politik. Sementara, TKN Jokowi-Maruf menilai adanya pembicaraan bagi-bagi kursi menteri di BPN merupakan upaya koalisi Prabowo-Sandi untuk meraih suara. Wakil Ketua TKN, Hasto Kristiyanto, menganggap masih terlalu dini untuk BPN membicarakan jatah kursi menteri. Sebelumnya Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Prabowo pernah membicarakan porsi menteri untuk partai koalisi. #JatahKursiMenteri #PrabowoSandiaga #PrabowoSubianto

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com