Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Debat Capres, FSGI Sebut Penanaman Pancasila di Sekolah Sudah Dilakukan

Kompas.com - 02/04/2019, 10:22 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkapkan bahwa penanaman ideologi Pancasila sudah dilakukan saat ini.

Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Satriwan Salim, menanggapi pernyataan kedua calon presiden yang menghendaki pendidikan Pancasila diajarkan sejak dini.

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkannya dalam debat keempat Pilpres 2019 pada Sabtu (30/3/2019) malam.

"Jawaban kedua capres yang akan memasukkan ideologi Pancasila melalui kurikulum pendidikan di sekolah sampai perguruan tinggi adalah jawaban yang sudah terealisasi," kata Satriwan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/4/2019).

Baca juga: Jimly: Rangkul Mantan Anggota HTI Kembali ke Pancasila

Ia menuturkan terdapat tiga hal yang digunakan dunia pendidikan untuk menanamkan Pancasila.

Ketiganya yaitu melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)/PKn di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan membentuk kebiasaan sehingga menjadi budaya sekolah.

Namun demikian, kata Satriwan, penanaman Pancasila melalui pendidikan formal memiliki kekurangan pada cara penyampaian.

Satriwan mengatakan, cara penyampaian kerap kali tidak menarik sehingga membuat murid merasa bosan.

Baca juga: Komnas HAM: Jokowi dan Prabowo Kurang Singgung Keberagaman dalam Pancasila

Maka dari itu, ia menyarankan agar hal tersebut diperbaiki agar pendidikan Pancasila melalui kurikulum lebih efektif.

"Oleh karena itu, kami meminta pemerintah mesti meng-upgrade para guru dan dosen PPKn/PKn melalui pelatihan-pelatihan yang berkualitas, berbobot, bermanfaat, berdampak, dan berkelanjutan, serta evaluatif," ujarnya.

Debat yang mempertemukan capres nomor urut 01, Joko Widodo, dengan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto itu membahas tema ideologi, pemerintahan, keamanan, serta hubungan internasional.

Dalam debat tersebut, baik Jokowi maupun Prabowo sama-sama menghendaki Pendidikan Pancasila diajarkan sejak pendidikan dini.

"Kita harus memasukkan Pancasila ke dalam pendidikan bangsa kita. Pendidikan dari kecil, dari awal, dari usia dini, Taman Kanak-Kanak," ujar Prabowo.

"Mengenai dirumuskannya Pancasila, dibangunnya Pancasila ini harus diberikan di dalam pendidikan-pendidikan anak-anak kita, sejak, bukan dari TK, sejak dari PAUD. PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, Universitas, S2, S3," kata Jokowi.

Kompas TV Pujian soal debat capres juga disampaikan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Mahfud menilai, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto memiliki ideologi yang pancasilais. Mahfud menyebut siapapun nantinya yang berada di pucuk pimpinan tetap akan setia pada pancasila. Keduanya telah lulus dan diukur mulai secara administratif maupun substantif, baik oleh KPU maupun konstitusi. #MahfudMD #DebatCapres2019 #JokowiVsPrabowo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com