JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bandung menggunakan aplikasi bertukar pesan Whatsapp untuk berinteraksi dengan jaringan teroris di Lampung dan Jawa Timur.
"Komunikasinya melalui jejaring media sosial, lewat WA. Mereka (kelompok Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur) punya WA ya," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap terduga teroris berinisial WP alias Sahid di rumah kontrakannya di desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Bandung.
Baca juga: Perwakilan Mabes Polri Kunjungi Mantan Napi Teroris di Lamongan
WP merupakan anggota kelompok JAD wilayah Jawa Barat. Polri memprediksi, anggota JAD Jawa Barat sekitar enam sampai delapan orang.
Dedi menyebutkan seseorang di Jawa Timur merupakan pengarah dalam rencana aksi amaliyah yang akan dilakukan WP dan kelompoknya.
"Otaknya di Jatim," ucapnya.
Saat ini, lanjut Dedi, Densus 88 masih mencari anggota kelompok JAD wilayah Jawa Barat. WP dan anggota lainnya merencanakan aksi merampok mobil pengisi ATM di Jawa Timur.
Hasil rampokannya tersebut dijadikan modal membeli peralatan guna merakit bom. Teror menggunakan bom rencananya dijalankan di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bandung
Diakui Dedi, Densus 88 sudah memetakan rencana amaliyah di Jawa Timur.
"Masih dilakukan pengejaran juga oleh Densus 88. Rencana serangan ada di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jawa Timur," ungkapnya kemudian.
Dedi menuturkan kelompok JAD Jawa Barat juga ahli dalam merakit bom. Maka dari itu, Densus 88 kini masih dalam tahap pengejaran dan pengembangan sebelum aksi itu dilakukan.