Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebutkan Nama-nama Calon Menteri, Prabowo Disebut Lakukan Politik Dagang Sapi

Kompas.com - 29/03/2019, 13:35 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebutkan beberapa nama calon menterinya disebut sebagai upaya bagi-bagi kursi. Influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Rian Ernest mengkritik Prabowo yang menyebut ini agar rakyat Indonesia tidak salah pilih alias "membeli kucing dalam karung".

"Malahan klaim menteri-menteri dari para petinggi partai politik pendukung ini bukan menjawab ‘kucing dalam karung’. Ini malah jadi ‘politik dagang sapi’! Politik bagi jatah kursi," ujar Rian melalui keterangan tertulis, Kamis (28/3/2019).

Rian mengatakan apa yang dimaksud "jangan membeli kucing dalam karung" bukan dalam konteks siapa orang yang diangkat sebagai menteri oleh calon presiden. Namun terkait ide dan gagasan capres dan cawapres terhadap berbagai permasalahan.

Baca juga: 7 Nama yang Dinilai Prabowo Layak Jadi Calon Menteri di Kabinetnya

Rian mengatakan hal itu yang dilakukan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Jokowi telah memperkenalkan sejumlah program seperti Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja, dan Kartu Indonesia Pintar-Kuliah.

Menurut Rian, langkah Prabowo ini akan menjadi blunder. Terlebih, kata dia, nama calon menteri yang disampaikan belum terbukti kompetensinya.

"Ini malah jadi blunder Prabowo yang kesekian kalinya. Dari hoaks operasi plastik, kini rakyat diberikan politik dagang sapi," kata dia.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat memperkenalkan para calon menteri yang akan duduk di kabinet pemerintahannya jika terpilih pada Pilpres 2019.

Itu terjadi saat Prabowo berkampanye di lapangan Sidolig, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Baca juga: Alasan Prabowo Sebut Nama AHY sebagai Calon Menteri di Kabinetnya

Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa dirinya harus memperkenalkan para calon menterinya agar rakyat Indonesia tidak salah pilih alias "membeli kucing dalam karung".

"Itu orang orang yang akan duduk di kabinet saya. Jadi buat apa sembunyi-sembunyi kalian mau beli kucing dalam karung," ujar Prabowo, seperti dikutip dari siaran pers tim media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Kamis.

Kemudian Prabowo memanggil beberapa tokoh untuk diperkenalkan di hadapan rakyat Jawa Barat.

Beberapa tokoh tersebut antara lain Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Ada pula mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com