Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KASN: Ada Intervensi Parpol dalam Penentuan Jabatan di Kementerian

Kompas.com - 27/03/2019, 16:28 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sofian Effendi mengungkapkan penempatan pejabat tinggi di kementerian selama ini banyak diintervensi oleh partai politik.

Oleh karena itu, ia tidak heran dengan kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama yang turut menjerat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy.

"Tantangan yang sekarang kita hadapi adalah tadi salah satu bentuk intervensi, bahwa politik yang sangat mengganggu sekarang ini adalah intervensi dari partai partai politik di dalam penunjukan jabatan-jabatan pimpinan tinggi," kata Sofian dalam diskusi di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Baca juga: Khofifah Siap Diperiksa KPK soal Rekomendasi Kakanwil Kemenag Jatim

Sofian mengatakan, sistem seleksi sekitar 22.000 jabatan pimpinan tinggi di kementerian/lembaga saat ini sebenarnya sudah dilakukan secara terbuka.

Artinya orang pengisian jabatan strategis dalam birokrasi kita tidak lagi berdasarkan urutan, senioritas, atau kedekatan, tetapi adalah dengan membuka kesempatan kepada semua warga negara yang memiliki kompetensi.

Semua warga yang memenuhi syarat bisa mengikuti rangkaian seleksi dan hasilnya diputuskan oleh panel yang independen. Tiga besar hasil seleksi dari panel itu akan diteruskan ke presiden untuk posisi eselon I, dan diteruskan kepada menteri untuk posisi eselon II.

"Dulu kami harapkan dengan cara seperti ini akan terbebas dari praktik transaksi. Tapi dari pengalaman, walaupun sudah banyak sekali berkurang, tapi di kementerian yang dipimpin oleh menteri-menteri dari partai politik ternyata tidak bebas juga dari praktik itu," sambung Sofian.

Baca juga: KASN Sebut Sudah Peringatkan Kemenag Sebelum OTT KPK

"Yang sangat berkurang itu adalah di dalam kementerian-kementerian yang dipimpin oleh profesional, menteri-menteri yang profesional. (Kementerian) keuangan, kemudian Bappenas, kemudian kesehatan itu sangat berkurang dari praktik itu. Tapi kalau dipimpin oleh orang orang partai politik masih," tambah dia.

Oleh karena itu, Sofian menilai tantangan ke depan adalah memperbanyak kementerian yang dipimpin oleh profesional ketimbang kader partai politik.

"Kalau pemerintah ini ke depan memang betul-betul mau melaksanakan membentuk pemerintahan yang dipersyaratkan oleh sistem presidensial, maka menteri-menterinya harus para profesional. Dan itu akan sangat baik hasilnya. Tapi ini perjuangan satu langkah lagi," ujarnya.

Kompas TV Hari ini(27/3), KPK memanggil Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Kholis Setiawanuntuk memberikan keterangan terkait kasusdugaanjual beli jabatan di kementerian agama. Nur Kholis Setiawan yang juga ketua panitia seleksi jabatan pimpinan tinggi Kementerian Agama dimintai keterangan untuk tersangkamantan Ketua Umum PPPRomahurmuziy. KPK mendugaRomahurmuziytidak bekerja sendiriterkait dugaanjual beli jabatan di Kementerian Agama. SelainSekjen Kementerian Agama, KPK juga memanggil panitia seleksilain. #Romahurmuziy #KPK #NurKholisSetiawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com