JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyarankan kedua pasangan calon tidak hanya puas pada deklarasi dukungan.
Ari mengatakan, kedua paslon juga dinilai perlu memastikan dukungan tersebut menjadi suara saat pencoblosan nantinya.
Hal itu diungkapkan Ari saat acara diskusi bertajuk "Persaingan Makin Ketat: Siapa Selamat, Siapa Blunder?", di Kafe Kanorai, Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019).
"Ini kan bagaimana deklarasi dikonversi, memastikan sehingga tidak hanya berhenti, puas pada deklarasi dukungan, tapi juga memastikan bahwa kapasitas efektif menjadi voters," ungkap Ari.
Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari militansi pemilih.
Baca juga: Masa Tenang Pemilu, Bagaimana Nasib “Buzzer” Politik?
Militansi yang dimaksud, kata Ari, bukan berupa fanatisme politik yang tidak didasari pada hal-hal logis.
Namun, militansi pemilih yang ia sebutkan adalah ketika pemilih memastikan dirinya datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mencoblos paslon yang didukungnya.
"Militansi bukan dalam arti fanatisme politik, lebih kepada bagaimana dukungan itu saya mendukung sampai ke TPS, bukan saya hanya mendukung sampai di Twitter, di media sosial, atau menghadiri deklarasi dukungan," ungkapnya.
Oleh karena itu, Ari menilai kedua paslon perlu menerapkan strategi kampanye berupa men-to-men atau dari orang ke orang.
"Saya pikir persolannya bukan hanya titik kuncinya gerakan menaikkan elektabilitas bukan hanya pada perang panggung di udara, tapi bagaimana door-to-door, (tapi) men to men," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.