Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Banyak Orang Tidak Suka dengan Saya

Kompas.com - 28/02/2019, 17:46 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto merasa banyak orang yang tidak suka dengan dirinya.

Menurut dia, ketidaksukaan tersebut akibat sering berbicara mengenai inti permasalahan yang tengah dihadapi bangsa ini, yakni mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri.

"Banyak orang tidak suka dengan saya, karena saya bicarakan ini tapi ini harus dibicarakan oleh semua kalangan," ujar Prabowo dalam pidato pembukaan di acara dialog silaturahim bersama komunitas kesehatan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).

"Inti masalah Indonesia adalah bahwa kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Ini masalahnya," kata dia.

Baca juga: Prabowo: Kalau Saya Memimpin, Defisit BPJS Kesehatan Masalah Kecil

Menurut Prabowo, persoalan itu menimbulkan banyak masalah, salah satunya terkait defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan.

Persoalan lain yang ia soroti adalah kebocoran anggaran negara akibat praktik korupsi.

Ia menyebut kebocoran anggaran negara setiap tahun mencapai Rp 1.000 triliun.

"Kenapa sekali lagi banyak orang enggak suka sama Prabowo, saya perhitungkan kebocoran bangsa Indonesia setiap tahun adalah Rp 1.000 triliun lebih," tuturnya.

Baca juga: Prabowo: Saya Katakan Korupsi di Indonesia Sudah Stadium 4, Benar Tidak?

Prabowo menegaskan dirinya tidak asal bicara, sebab seluruh data dan fakta mengenai kedua persoalan itu dapat ia buktikan.

Ia juga mengatakan, seluruh data dan fakta mengenai kebocoran anggaran telah ia paparkan dalam buku berjudul "Paradoks Indonesia".

"Saya tidak mau asal bicara saya bicara berdasarkan fakta. Saya melihat ini karena saya menganalisis. Bagaimana sistem ekonomi macam mana mengizinkan kekayaan negara mengalir terus keluar," ucap Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Acara dialog komunitas kesehatan tersebut dihadiri oleh ratusan tenaga kesehatan yang berasal dari berbagai organisasi profesi.

Sejumlah organisasi profesi yang hadir yakni, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia dan Ikatan Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com