Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Partisipasi Masyarakat Kurang dalam Pengawasan Pemilu

Kompas.com - 23/02/2019, 09:43 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Laporan Pelanggaran Pemilu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Yusti Erlina, mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat masih dirasa kurang dalam pengawasan pemilu.

Hal itu disampaikan Yusti saat acara diskusi bertajuk "Penegakan Hukum versus Kriminalisasi", di Hotel Red Top, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2019).

"Dari data yang masuk ke Bawaslu memang terkait dengan informasi pelapor, memang dari unsur masyarakat sangat sedikit," ujar Yusti.

Baca juga: Bawaslu: Kalau Termasuk Pelanggaran Pemilu, Siapa Saja Bisa Dipanggil

Ia mengungkapkan bahwa partai politik dan tim kampanye kandidat menjadi pihak yang paling banyak melaporkan dugaan pelanggaran pemilu.

Kendati demikian, Yusti mengaku belum dapat berkomentar terkait alasan di balik kurangnya partisipasi masyarakat sebagai pemantau pemilu.

"Sekarang tahapan sedang berlangsung, memang belum tahap pengkajian terhadap hal tersebut, baru pada tahap pengumpulan data," jelasnya.

Baca juga: Terkait Pose 1 Jari Bima Arya, Bawaslu Tak Temukan Pelanggaran Pemilu

Rendahnya partisipasi masyarakat untuk ikut sebagai pengawas pemilu, kata Yusti, memang masih menjadi salah satu Pekerjaan Rumah (PR).

Oleh karena itu, Bawaslu masih akan menggodok bagaimana cara meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut.

"Itu memang masih menjadi pekerjaan yang akan kami sampaikan kepada Bawaslu untuk mengambil sikap seperti apa meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan," ungkap dia.

Kompas TV Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, diperiksa oleh Bawaslu, terkait dugaan pelanggaran pemilu. Ia diminta mengklarifikasi pernyataan kontroversialnya soal ucapan &quot;yang gaji kamu siapa?&quot;. Menkominfo Rudiantara diperiksa selama hampir 2 jam di Kantor Bawaslu, Senin (18/2) malam.<br />

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com