Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sebut Banyaknya Pendukung Kedua Paslon Ganggu Penonton Debat

Kompas.com - 18/02/2019, 15:58 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengkritisi penyelenggaraan teknis debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (19/2/2019).

 

Sandiaga mengkritik pendukung kedua paslon yang terlalu banyak dan mengganggu penonton yang ingin menonton debat. 

"Saya nonton bareng di Cibinong. Dari situ, saya melihat sendiri bahwa terdapat begitu banyak dukungan pendukung kedua calon yang justru mengganggu penonton di luar," ujar Sandiaga di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2019).

Sandiaga menjelaskan, banyak sekali interupsi dari moderator untuk menyetop teriakan pendukung kedua paslon. Untuk itu, dirinya meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) memberikan saran ke KPU agar membatasi jumlah pendukung.

Baca juga: Mesin Notula, Mentranskrip Semua Dialog dalam Debat Pilpres 2019

"50 saja cukup untuk masing-masing pendukung paslon dan dibuat sederhana mungkin, tidak perlu mewah karena kita harus menghemat uang negara juga," ucapnya.

KPU, lanjut Sandiaga, harus mengubah hal tersebut karena sejatinya sebuah debat fokus terhadap masyarakat yang menonton di luar arena atau lewat televisi.

"Ada puluhan juta masyarakat yang belum menentukan pilihan dan perlu sekali mengikuti sesi debat ini sebagai bahan preferensi guna menjatuhkan pilihan," papar Sandiaga.

"Prioritaskan masyarakat dalam menentukan pilihan, bukan untuk saling sorak-menyorak yang sampai terdengar oleh pemirsa di rumah, mulai dari bunyi peluit yang menurut saya kontra produktif," sambungnya.

Selain itu, seperti diungkapkan Sandiaga, pertanyaan dari panelis yang diberikan kepada kedua calon juga tidak ditangkap oleh masyarakat.

Baca juga: Tak Ada Sanksi Hukum jika Capres Serang Pribadi Lawan dalam Debat

Dia mengusulkan untuk debat ketiga bahwa tidak perlu ada pertanyaan dari panelis, cukup kedua calon saling berargumentasi dan menyampaikan visi serta misinya.

"Tidak usah diberikan pertanyaan, sampaikan saja apa yang menjadi program visi kita dan saling bertanya untuk masing-masing topik. Misalnya pendidikan, apa visi-misi Prabowo-Sandi, kemudian silahkan dipertanyakan oleh lawan," ungkapnya.

Terakhir, Sandiaga meminta KPU mengatur ulang terkait tepuk tangan oleh pendukung kedua paslon. Tepuk tangan lebih elok dilakukan saat awal dan akhir debat, bukan ditengah perdebatan.

Kompas TV Dalam konpers pasca-debat, perwakilan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, menyebut capres nomor urut 01, Jokowi tampil maksimal dan membuktikan pemahaman isu terkait tema infrastruktur, pangan, SDA, dan lingkungan hidup. TKN menganggap klaim pencapaian menjadi jawaban jitu yang diharapkan bisa dipahami para pemilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com