Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Lagi 10 Kasus Pembunuhan Wartawan di Indonesia...

Kompas.com - 08/02/2019, 17:30 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Peringatan Hari Pers diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kebebasan pers di Indonesia.

Namun, ternyata kebebasan pers juga masih saja terganjal. Salah satunya terlihat dari kasus pembunuhan wartawan di Indonesia akibat pemberitaan yang dianggap merugikan pihak tertentu.

Berikut sepuluh kasus pembunuhan jurnalis yang pernah terjadi:

1. Herliyanto

Herliyanto, seorang wartawan lepas Tabloid Delta Pos Sidoarjo ditemukan tewas pada 29 April 2006 di hutan jati Desa Taroka, Probolinggo, Jawa Timur.

Harian Kompas edisi 10 Mei 2013 mengabarkan, polisi memastikan kematian pekerja lepas untuk Radar Surabaya ini terkait pemberitaan kasus korupsi anggaran pembangunan oleh mantan Kepala Desa Tulupari.

Tiga orang berhasil ditangkap. Namun, Pengadilan Negeri Sidoarjo membebaskan ketiganya karena dua pelaku dianggap tak cukup bukti dan satu tersangka dianggap gila.

Baca juga: Kemenkumham Kaji Ulang Pemberian Remisi Pembunuh Wartawan

2. Ardiansyah Matra'is Wibisono

Ardiansyah adalah seorang jurnalis Tabloid Jubi dan Merauke TV. Ia ditemukan tewas pada 29 Juli 2010 di Gudang Arang, Sungai Maro, Merauke, Papua dalam kondisi penuh luka.

Pemberitaan Harian Kompas menyebutkan, Polres Merauke meyakini wartawan ini tewas tenggelam.

Polisi juga tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus pembunuhan ini.

3. Naimullah

Naimullah bekerja sebagai wartawan Sinar Pagi di Kalimantan Barat. Ia tewas pada 25 Juli 1997. 

Pemberitaan Harian Kompas 28 Juli 1997, Naimullah ditemukan tewas dalam mobil pribadi jenis Isuzu Challenger yang saat itu terparkir di kawasan Pantai Penimbungan, Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.

Diduga, ia dianiaya, karena bagian belakang kepala dan pelipis kanan pecah, serta kedua tangan memar.

Saat ditemukan, kamera, tape recorder, jam tangan, gelang emas, dan cincin lenyap.

Dikabarkan bahwa siang sebelum ditemukan tewas, korban memberi tahu keluarga akan bertemu dengan seseorang namun tidak menyebut keterangan lebih lanjut.

4. Alfrets Mirulewan

Alfrets ditemukan tewas 18 Agustus 2010 di Pelabuhan Pulau Kisar, Maluku Tenggara Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com