Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Politik dan Masyarakat Diyakini Bisa Tuntaskan Konflik Pascapemilu

Kompas.com - 07/02/2019, 09:47 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria optimistis elite politik dan masyarakat bisa menuntaskan konflik seutuhnya setelah Pemilu 2019 berlangsung.

Riza mencontohkan perilaku calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang sebelumnya juga pernah mengikuti Pilpres 2014.

Prabowo, kata Riza, sering diterpa berbagai ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks. Namun, Prabowo mampu melalui hal-hal tersebut.

"Pak Prabowo sudah buktikan, 2014 beliau hadir di MPR memberi hormat dan memberi teladan padahal beberapa hari beberapa minggu sebelumnya itu berita luar biasa hoaks, akan ada kudeta, akan ada chaos segala macem semua, tidak terjadi. Jadi banyak hoaks yang ditujukan kepada beliau tidak terjadi, sampai hari ini," kata Riza di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Wiranto: Manfaatkan Pemilu 2019 sebagai Pesta Demokrasi, Bukan Ajang Konflik

Riza menilai Indonesia merupakan negara besar yang sudah memiliki kemampuan cukup dalam menyelesaikan konflik akibat perbedaan pilihan politik.

"Saya meyakini bahwa itu Indonesia sebagai negara besar akan melalui itu dan bisa melalui itu," ujar dia.

Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menilai hubungan antar elite politik sangat cair. Tidak ada kawan dan lawan politik yang abadi.

Ia mencontohkan, politisi Gerindra Fadli Zon yang dulu mendukung pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Kini, kata Basarah, Fadli Zon berlawanan sikap dengan Jokowi.

"Dulu waktu pilpres Golkar bersama Pak Prabowo dan Pak Hatta Rajasa, kemudian setelah selesai pilpres, Golkar bergabung Pak Jokowi," kata dia.

Baca juga: OSO Minta Tiga Hal Ini untuk Menangkan Hanura dalam Pemilu 2019

Basarah menekankan, penuntasan konflik pascapemilu harus ditunjukkan terlebih dulu oleh para elite politiknya. Ia juga mengingatkan, agar para elite tak gegabah dalam bersikap dan memberikan pernyataan.

"Jangan sampai konflik elite politik yang sebenarnya hanya tampak pada tampang panggungnya itu, di bawah, diterjemahkan berbeda oleh rakyat yang kemudian recovery di tengah rakyat itu semakin sulit. Diperlukan kedewasaan elite untuk tak menyebarkan sensasi-sensasi," pungkasnya.

Kompas TV Masing-masing kubu capres cawapres mengklaim hasil survei internal menunjukkan elektabitas pasangan calon yang didukungnya terus naik. Berapa angka pasti dari elektabilitas masing-masing paslon dan bagaimana stategi kedua kubu untuk menaikan angka elektabilitas? Untuk membahasnya sudah hadir di studio wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Lukman Edy. Kemudian Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Serta pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com