JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita bohong aktivis Ratna Sarumpaet sempat membuat geger publik pada Oktober 2018. Dengan foto wajah yang seolah lebam-lebam, cerita yang muncul saat itu adalah Ratna dipukuli orang tak dikenal.
Ratna yang ketika itu adalah juru kampanye nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun langsung dibela. Prabowo dan jajaran tim suksesnya menggelar konferensi pers untuk mengecam "peristiwa" yang menimpa Ratna.
"Pengeroyokan" terhadap Ratna disebut-sebut sebagai ganjaran atas sikap politiknya yang mendukung Prabowo-Sandiaga. Media sosial dipenuhi ucapan dukungan untuk Ratna.
Suasana yang riuh, semakin gaduh, ketika akhirnya Ratna muncul ke publik dan mengakui bahwa dia tidak dipukuli. Ratna mengungkap bahwa muka bengap dirinya lantaran habis melakukan operasi pada bagian wajah.
Isu Ratna Sarumpaet ini menjadi "senjata" calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk menyerang Prabowo. Dalam debat pertama Pemilihan Presiden, Jokowi mengacu pada kasus itu untuk menggambarkan bagaimana Prabowo bersikap begitu grusa-grusu.
Isu Ratna kembali diangkat Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan alumni universitas se-Jawa Tengah di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019) pagi. Pada saat itu, Jokowi bahkan memuji Ratna sebagai sosok yang jujur.
Dia memuji sosok Ratna Sarumpaet karena mengakui kepada publik bahwa wajahnya lebam akibat operasi plastik, bukan karena dianiaya orang tak dikenal sebagaimana disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga.
Baca juga: Jokowi: Untungnya Mbak Ratna Sarumpaet Jujur, Saya Acung Jempol
"Untungnya yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya kenal beliau lama. Beliau berani dan jujur sehingga ketika ramai, dia menyampaikan apa adanya. Saya acungi jempol ke Ratna," kata Jokowi.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syandzily, mengatakan pujian Jokowi ada maksudnya.
Kejujuran Ratna dia nilai menjadi titik awal terbongkarnya propaganda "firehose of falsehood" atau semburan dusta. Propaganda itu disebut oleh TKN Jokowi-Ma'ruf digunakan oleh kubu Prabowo-Sandiaga.
Tanpa pengakuan Ratna, kata Ace, propaganda ini bisa berlangsung dengan sempurna. Pihak oposisi akan merasa dizalimi oleh pemerintah yang juga menjadi lawan politiknya.
Jika polisi mengungkapkan kisah sebenarnya tentang Ratna, Ace yakin kubu Prabowo-Sandi akan menyebut polisi merekayasa kasus.
Baca juga: Babak Baru Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Ace mengatakan, inilah makna di balik pujian Jokowi kepada Ratna.