Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Sebut Gaya Komunikasi Jokowi Akan Terus "Gaspol" hingga Akhir Kampanye

Kompas.com - 04/02/2019, 23:05 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Meutya Hafid, menyatakan, gaya komunikasi capresnya akan terus menyerang hingga akhir kampanye.

"Mungkin yang berbeda dari yang teman-teman lihat adalah dulu beliau banyak diam, sekarang beliau gaspol. Jadi banyak yang gayanya mungkin lebih lugas dan lebih tegas dalam menjawab isu-isu yang tidak benar dan diarahkan kepada beliau," kata Meutya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Baca juga: Maruf Amin Sebut Jokowi Tak Menyerang, Cuma Klarifikasi

"Dan sepertinya ini akan menjadi, bukan strategi sih, tapi akan menjadi gaya penyampaian beliau sampai akhir," lanjut dia.

Ia mengatakan hal tersebut dilakukan Jokowi untuk meraih suara pemilih yang belum menentukan sikap (undecided voters).

 

Meutya melanjutkan, para pemilih yang belum menentukan sikap kebanyakan bersifat rasional sehingga tak bisa didekati secara emosional. Karena itu, saat ini Jokowi banyak menjawab tuduhan yang diarahkan kepadanya dengan fakta.

Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Meutya Hafid, di sela-sela RDPU Komisi 1 DPR RI bersama Facebook, Selasa (17/4/2018).KOMPAS.com/Fatimah Kartini Bohang Wakil Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Meutya Hafid, di sela-sela RDPU Komisi 1 DPR RI bersama Facebook, Selasa (17/4/2018).

"Kami melihatnya di akhir-akhir masa hingga April ini memang penentu utama dari undecided voters saat ini adalah bagaimana kami bisa menjelaskan sejelas-jelasnya," tutur Meutya.

Baca juga: Soal Propaganda Rusia, Kubu Jokowi Mengaku Tak Berniat Menyudutkan

Ia pun mengatakan, TKN tak khawatir dengan gaya komunikasi Jokowi yang lebih menyerang. Gaya tersebut diyakini tak akan membuat pendukung Jokowi lantas tidak suka sebab saat ini pendukung Jokowi sudah solid dan sulit berpindah.

"Kalau yang kemarin mungkin pendukung Pak Jokowi adalah orang-orang yang amat percaya dengan Pak Jokowi, begitu pula sebaliknya, tanpa mengindahkan fakta-fakta. Maka di akhir-akhir ini akan lebih banyak rasionalitas. Untuk teman-teman yang belum memilih," lanjut politisi Golkar itu.

Baca juga: Kini Mulai Agresif, Mengapa Jokowi Berubah?

Sebelumnya, Jokowi merespons satu per satu pernyataan dan tudingan yang sebelumnya dilontarkan kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ia menyindir pihak-pihak yang menebar pesimisme dengan menyebut Indonesia akan bubar dan punah dalam waktu dekat. Jokowi menilai narasi itu hanya menggiring masyarakat pada pesimisme.

Jokowi juga menyinggung sejumlah hoaks yang disebarkan oleh kubu oposisi. Misalnya, hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara tercoblos yang sempat dikicaukan oleh Wakil Sekjen Andi Arief di akun Twitter-nya.

Baca juga: Timses Jelaskan soal Awal Mula Ïstilah Propaganda Rusia Dipakai Jokowi

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan Jokowi kini adalah orang yang berbeda.

"Jokowi menyerang saja sudah merupakan Jokowi yang berbeda dari 2014. He is a different Jokowi," ujar Hendri melalui keterangan tertulis, Senin (4/2/2019).

Kompas TV Kedutaan besar Rusia memprotes pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan ada propaganda ala Rusia yang akan dipraktekkan kubu lawan. Isu ini kemudian menjadi bahasan hangat di media sosial. Ulasan selengkapnya dibawakan rekan Frisca Clarissa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com