Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romahurmuziy: Sapu, Sisir, Sikat yang Ngaku Pengurus PPP

Kompas.com - 07/01/2019, 08:43 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PPP Romahurmuziy meminta kadernya di seluruh tingkatan bersikap tegas terhadap oknum yang mengaku pengurus namun aspirasi politiknya berbeda dengan yang telah digariskan DPP PPP.

Hal itu disampaikan Romi, sapaannya, menanggapi berakhirnya dualisme PPP dengan dimenangkannya kepengurusan yang dipimpinnya melalui putusan peninjauan kembali (PK) atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

"Saya sudah menginstruksikan Dewan Pimpinan Wilayah, dan Dewan Pimpinan Cabang. Kalau masih ada yang ngaku apa lagi membawa aspirasi berbeda dari kepengurusan partai, sapu, sisir, sikat. Yang tanggung jawab Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat. Tidak ada kompromi," ujar Romi dalam pidatonya di Harlah PPP yang ke-46 di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Minggu (6/1/2019).

Ia mengatakan, ketegasan dalam menyikapi para pembelot di partainya sangat penting demi menjaga kehormatan PPP.

Baca juga: Akar Rumput PPP yang Dukung Jokowi Diklaim Naik 2 Kali Lipat dari 2014

Apa lagi, lanjut dia, di Pemilu 2019 PPP telah menetapkan sikap mendukung pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres. Romi mengatakan, untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf membutuhkan kekompakan untuk memenangkannya.

Ia pun meminta para kader PPP mengampanyekan pasangan nomor urut 01 itu secara masif di seluruh daerah dengan cara mendatangi langsung para pemilih potensial.

"Sekarang bukan lagi zamannya mengumpulkan orang banyak. Kita harus menyasar para pemilih yang belum akan memilih Jokowi-Ma'ruf. Caranya dengan mendatangi langsung mereka dengan canvassing dan micro-targeting," lanjut dia.

Sebelumnya PPP hasil Muktamar Jakarta menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Ketua umum PPP hasil muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengatakan, deklarasi dukungan tersebut merupakan hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pada 15 hingga 16 November 2018 lalu.

Baca juga: Dapat Dukungan dari PPP Muktamar Jakarta, Ini Kata Prabowo

Humphrey mengatakan, keputusan untuk mendukung Prabowo berangkat dari adanya kesamaan visi dan misi.

Menurut dia, PPP hasil muktamar Jakarta juga memiliki visi untuk mensejahterakan umat, khususnya konstituen PPP dan umat Islam.

"Pilihan ini tidak ragu dan tulus karena PPP ingin melihat kesejahteraan bagi umat," kata Humphrey.

Kompas TV Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono seusai pertemuan dengan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto mengatakan akan fokus dalam kampanye pemenangan Pilpres dan Pileg tak hanya itu SBY juga meminta jangan ada yang mengganggu mereka. Kalimat ini kemudian menjadi sorotan. Siapa yang dimaksud SBY akan mengganggu di pemilu. Kita akan mengupasnya bersama Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria dan Sekjen Partai Persatuan Pembangunan yang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma’ruf Amin, Arsul Sani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com