JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 2018 merupakan tahun bencana.
Ungkapan itu lantaran melihat jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan dari bencana sepanjang 2018.
"Jadi tahun 2018 ini bisa saya katakan sebagai tahun bencana ditinjau dari jumlah korban dari kerugian ditimbulkannya," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (31/12/2018).
"Dilihat dari jumlah korbannya, jadi 2007 sampai 2018 tahun ini adalah tahun yang terbesar bencananya yang menimbulkan korban meninggal dunia paling banyak, kerugian ekonominya juga paling besar," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2018 jumlah kejadian turun sebesar 10,32 persen. Namun demikian, angka tersebut merupakan data sementara.
Meskipun jumlah kejadian bencana menurun, tercatat, jumlah korban naik sebesar 984 persen. Korban hilang naik sebanyak 1.972 persen, korban luka-luka juga naik sebesar 1.996 persen.
Kenaikan juga terjadi pada angka korban mengungsi sebesar 178 persen. Jumlah rumah rusak naik 1.341 persen.
"Bencana 2018 ini adalah yang terbesar sejak tahun 2007 sampai 2018," ujar Sutopo.
Baca juga: Selama 2018, 2.564 Bencana Terjadi di Indonesia
Sepanjang 2018, BNPB mendata sebanyak 10,2 juta masyarakat Indonesia terdampak bencana. Tercatat, 3.349 orang meninggal dunia, 1.432 orang hilang, 21.064 luka-luka.
BNPB juga mencatat, sebanyak 319.520 rumah rusak. Hingga saat ini, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana masih belum dapat dihitung.
"Tapi kalau melihat becana perkiraan kita lebih dari 100 triliun. Kerugian ekonomi, baik oleh kerusakan becana maupun ekonomi," ujar Sutopo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.