JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dengan jarak hingga 1 kilometer dari bibir pantai di sekitar Selat Sunda.
Imbauan tersebut disampaikan pasca-tsunami Selat Sunda melanda wilayah Banten dan Lampung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, imbauan ini diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai langkah antisipasi.
Baca juga: Imbas Tsunami, Penumpang Angkutan Penyeberangan di Merak Turun Drastis
Tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) itu dipicu oleh longsoran bawah laut dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Oleh karena itu, Sutopo menambahkan, radius aman dari gunung tersebut adalah dua kilometer, mengingat aktivitas vulkanik yang masih terus berlangsung.
Ia juga meluruskan informasi yang menyebutkan status Gunung Anak Krakatau adalah siaga. Hingga kini, merujuk Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) status Gunung Anak Krakatau masih waspada.
"Jadi tidak benar di media sosial beredar bahwa Gunung Anak Krakatau menjadi siaga level 3, sampai dengan saat ini. PVMBG menetapkan status waspaada level 2, radius berbahayanya 2 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau," kata Sutopo.
Baca juga: INFOGRAFIK: Dana Kemanusiaan Kompas Buka Penyaluran Bantuan Korban Tsunami
Dalam proses penanganan atau peringatan, Sutopo menegaskan, pihaknya mengacu pada instansi terkait yang berwenang.
"Kami menyampaikan (informasi atau imbauan) kepada masyarakat sesuai dengan rekomendasi dari BMKG dan PVMBG," kata dia.
Data sementara BNPB hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 430 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.
Selain korban meninggal, tercatat 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 21.991 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.
Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.