Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PPP Anggap Pemindahan Markas Sandiaga ke Jateng Gimmick, Ini Respons BPN

Kompas.com - 18/12/2018, 11:07 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferry Juliantono mengatakan, tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serius dengan rencana pemindahan markas perjuangan ke Jawa Tengah.

Hal itu dikatakan Ferry menanggapi Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang menganggap rencana pemindahan markas cawapres Sandiaga Uno ke Jateng sekadar gimmick.

“Kita selalu serius dengan rencana (pemindahan markas perjuangan ke Jawa Tengah), biar saja pihak lain mau bilang apa, toh buktinya tren elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi naik terus,” ujar Ferry saat dihubungi, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Ketum PPP Anggap Rencana Pemindahan Markas Sandiaga ke Jateng Hanya Gimmick

“Ketum PPP lebih baik mikirin tren elektabilitas Jokowi-Maruf Amin yang turun terus,” sambung Ferry.

Ferry menuturkan, rencana membuka kantor BPN di Jawa Tengah lantaran merasa perlu untuk mengakselerasi suara di provinsi tersebut.

“Untuk memaksimalkan suara,” kata Ferry.

Menurut Ferry, populasi pemilih dan potensi suara di Jateng menjadi pertimbangan tim BPN untuk membangun markas perjuangan.

Baca juga: Timses Jokowi Curiga Pemindahan Markas Sandi Hanya Gimmick untuk Ganggu Fokus

Jateng, kata Ferry, terbuka untuk semua partai dan tidak identik dengan basis satu partai saja. Selama ini Jawa Tengah merupakan “kandang banteng” atau basis suara dari PDI Perjuangan.

“Jawa Tengah adalah daerah terbuka, siapapun bisa meraup suara di sana. Golkar dan Demokrat pernah menang di sana,” tutur Ferry.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy sebelumnya menganggap rencana pemindahan markas cawapres Sandiaga Uno ke Jateng sekadar gimmick.

Baca juga: Prabowo: Hanya Gimmick, Saya Tidak Mau Banyak Berjanji di 100 Hari Pemerintahan

Sebab, kata Romi, sapaannya, sampai saat ini belum terlihat aktivitas lapangan dari Sandiaga dan timnya untuk memindahkan markas ke Jateng.

"Karena kami belum melihat adanya gerakan lapangan yang signifikan dari monitoring kami dari seluruh partai politik tadi menyampaikan termasuk kami dari PPP, apa yang disampaikan terkait pemindahan ini lebih sebatas political gimmick," kata Romi saat ditemui di kediaman Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Kompas TV Penggunaan kotak suara kardus untuk Pemilu 2019 menjadi polemik di masyarakat. Partai Gerindra mempertanyakan keamanan penggunaan kotak suara ini. Sementara KPU menyebut kotak suara sudah digunakan dalam pilpres dan pilkada sebelumnya. Pro kontra pemakaian kotak suara kardus untuk Pemilu 2019 terus bergulir. Bagaimana memastikan kotak suara kardus itu aman dan pemilu bisa berjalan transparan? Untuk membahasnya sudah hadir Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Yandri Susanto. Kemudian ada Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Lena Maryana Mukti. Serta Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini. Sementara melalui sambungan satelit sudah ada mantan Komisioner KPU 2012-2017, Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com