Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Papua, Posyandu dan Puskesmas Berdiri Tanpa Ada Tenaga Kesehatan

Kompas.com - 14/12/2018, 20:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelayanan kesehatan terhadap anak dan perempuan di Provinsi Papua mesti ditingkatkan, khususnya di distrik-distrik yang terpencil.

Sebab, berdasarkan riset Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPTEK) Papua yang diketuai oleh Marlina Flassy, rupanya meskipun infrastruktur pelayanan kesehatan sudah terbangun, namun kualitas tenaga kesehatan belum optimal.

"Ada posyandu dan puskesmas di distrik, tapi tenaga kesehatannya tidak ada, bagaimana?" ujar Marlina saat memaparkan risetnya di Hotel Alila, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Kondisi ini ditemukan di dua daerah, yakni Kabupaten Nabire dan Kota Jayapura. Di Kabupaten Nabire, kasus itu terjadi di Distrik Nabire, tepatnya di Kelurahan Kalibobo dan Kelurahan Tanjun Karang Tumaritis serta Distrik Napan, tepatnya di Kampung Napan dan Kampung Mosa.

Baca juga: Menurut Riset, Ini Pemicu Kekerasan terhadap Perempuan di Papua

Sementara di Kota Jayapura, kasus seperti itu ditemukan di Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Muara Tami.

Memang, ketiadaan tenaga kesehatan posyandu dan puskesmas bukanlah permanen, melainkan waktu -waktu tertentu saja. Namun tetap saja, hanya sedikit waktu para tenaga kesehatan itu beraktivitas di posyandu dan puskesmas.

"Persoalan di sana itu, mereka (tenaga kesehatan) turun di Jayapura terlalu lama. Turun dalam bahasa Papua itu artinya mereka tinggal di Jayapura-nya itu terlalu lama, bukan di distrik-distrik sendiri," ujar Marlina.

Jika pun ada, jumlah tenaga kesehatan pun sangat terbatas, yakni hanya dua orang. Jumlah itu tentunya tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang berada di sebuah distrik.

Baca juga: Binmas Noken Sebut KKB Mendoktrin Anak-anak di Papua

"Jadi kalau dua-duanya itu turun ke Jayapura, ya sudah, selamat tinggal pelayanan kesehatan kepada masyarakat kampung," ujar Marlina.

Maka tak heran apabila masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di daerah pelosok, mengalami sakit, jalur yang ditempuh bukanlah jalur medis, melainkan tradisional.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Yembise berkomitmen untuk menindaklanjuti temuan hasil riset tersebut.

"Temuan-temuan ini bisa dipakai untuk acuan agar kita bisa masuk membangun tanah Papua. Jadi kita ukan hanya pergi ke sana masuk langsung membawa bantuan dan menyerahkannya saja tanpa melihat kondisi di segala bidang tadi. Penelitian ini cukup membantu kami," ujar Yohana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com