Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenko Polhukam Minta BSSN Bantu Jaga Keamanan Siber Jelang Pemilu 2019

Kompas.com - 12/12/2018, 14:09 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) meminta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mencegah kemungkinan ancaman siber dan kampanye hitam dalam Pemilu 2019.

"Keberhasilan penanganan ancaman siber nasional membutuhkan sinergi para pemangku keamanan siber, baik dari sektor pemerintah, industri, akademisi, dan kominitas cyber security " kata Koordinator Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kementerian Politik Hukum, HAM, dan Keamanan Marsma TNI Rus Nurhadi Sutedjo dalam seminar Diseminasi Deteksi Ancaman Siber 2018 di Hotel Aston, Jakarta, Rabu (12/12/2018).

Nurhadi yang dalam acara tersebut mewakili Menko Polhukam Wiranto menambahkan, kolaborasi antara BSSN dan lembaga lainnya diperlukan dalam mencegah tindakan yang membahayakan dan bisa mengganggu demokrasi Indonesia.

Selain itu, ia juga mendorong BSSN membuat kegiatan yang mengedepankan nilai positif dan membangun.

"Melalui kegiatan literasi digital yang mampu mendorong masyarakat agar lebih peka dan selektif terhadap berbagai kampanye di media sosial," paparnya.

Sementara itu, Kepala BSSN Djoko Setiadi menyatakan, dalam menghadapi kampanye hitam, BSSN menggandeng lembaga yang juga berwenang dalam melakukan penindakan, yaitu kepolisian.

"BSSN bekerja sama dengan lembaga yang ada, seperti Bareskrim untuk mengatasi masalah yang ada di lapangan," ucap Djoko.

Baca juga: KPU Diingatkan Bersiap Hadapi Kemungkinan Serangan Siber dalam Pemilu

Selain kampanye hitam, lanjut Djoko, ada juga ancaman yang perlu dicegah, yaitu serangan siber terhadap domain yang dipakai lembaga penyelenggara Pemilu.

Ia menjelaskan, sepanjang Januari-Oktober 2018, BSSN mendeteksi 207,9 juta serangan trojan dan 36 juta aktivitas malware yang paling banyak menyerang domain ac.id, co.id, dan go.id.

"Selain itu terdapat juga 2.363 pengaduan publik dengan persentase 61 persen berupa fraud," imbuhnya kemudian.

Kompas TV Direktorat Narkoba Mabes Polri mengungkap peredaran narkoba jenis sabu yang melibatkan jaringan international Malaysia-Indonesia. Dalam pengungkapan tersebut, petugas mengamankan 2orang tersangka berikut barang bukti seberat 38,5 kg sabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com