Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Soesatyo: Ada Ideologi yang Bertentangan dengan Pancasila

Kompas.com - 07/12/2018, 19:07 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri Indonesia (FKPPI) Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa Indonesia sedang menghadapi ancaman berupa perang ideologi.

"Yang kita hadapi sekarang adalah perang pemikiran, ada ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," ungkap Bambang saat memberi sambutan pada acara Jambore Kebangsaan Bela Negara di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2018).

Baca juga: Ketua MPR: Pancasila Itu Harus Diajarkan secara Radikal

Ketua DPR RI tersebut mengatakan, Indonesia memang tidak sedang berada di bawah tekanan atau ancaman fisik bersenjata dari negara lain.

Kendati demikian, ia menyebutkan masih ada beberapa ancaman lainnya yang sedang dihadapi oleh bangsa ini.

Selain perang ideologi, ia menyebutkan kapitalisme dan ancaman bangkitnya komunisme, sebagai hal yang perlu diwaspadai.

Baca juga: Jokowi: Pancasila Tak Bisa Digantikan dengan Ideologi Impor

Begitu pula terkait ancaman yang perlu ditangani di era dunia digital seperti saat ini, maupun ancaman yang berada pada ranah politik.

"Ancaman yang kita hadapi adalah perang modern yang dikelola dengan proxy war, yang kita hadapi adalah kebebasan tanpa batas, ancaman radikalisme dan terorisme, tindakan intoleran, serta merebaknya politik identitas dalam jagat perpolitikan kita," jelasnya.

Oleh sebab itu, Bambang menilai kegiatan bela negara, seperti yang akan dilakukan anggota FKPPI, menjadi penting.

Baca juga: Literasi Pancasila dan Islam Kebangsaan

Nantinya, pada kegiatan tersebut, para anggota juga akan diberi wawasan kenegaraan, wawasan perjuangan, dan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar (UUD), dan NKRI.

"Melalui kegiatan jambore FKPPI ini, FKPPI ingin meneguhkan kembali komitmennya untuk membela negara, menyadarkan kembali seluruh kadernya jangan sampai lengah dari berbagai bentuk ancaman yang dapat menggangu kelangsungan kehidupan berbangsa," kata dia.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden Jokowi serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, seperti Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menanggapi wacana menghidupkan kembali mata pelajaran pendidikan moral pancasila yang tengah dikaji Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut presiden dihidupkan kembali PMP untuk penguatan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Presiden Jokowi menyebut segala hal yang berkaitan dengan Pancasila merupakan sesuatu yang penting untuk digali. Pasalnya hal ini berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Presiden memastikan kehadiran pendidikan moral pancasila nantinya akan diperbarui sesuai kebutuhan saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com