JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyatakan, pihaknya akan menggelar pelatihan untuk menyikapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Dalam survei tersebut dinyatakan pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf belum maksimal mengampanyekan program kerja.
"Ya kami dorong, kami respons itu sebentar lagi kami akan mengadakan workshop nasional dan akan mempertajam agar tanggung jawab tim kampanye, juru bicara agar mengedepankan program, mengedepankan rekam jejak," kata Hasto saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Namun demikian, kata Hasto, sejauh ini Jokowi yang merupakan capres petahana telah merespons keluhan masyarakat dengan berbagai program.
Baca juga: Beri Dukungan, Kelompok Ini Fokus Menangkan Jokowi-Maruf di 10 Provinsi
Ia mencontohkan keluhan masyarakat Sukabumi lantaran waktu tempuh menuju Jakarta yang lama. Hasto mengatakan Jokowi lantas menjawab keluhan masyarakat Sukabumi dengan membangun Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
"Jadi ini model responsif yang turun ke bawah," lanjut Hasto.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) Rully Akbar menuturkan bahwa selama dua bulan masa kampanye, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin belum mengkampanyekan program secara maksimal.
Pasalnya seluruh program yang ditawarkan, tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan media massa.
Dalam dua bulan masa kampanye, program-program belum maksimal dikampanyekan. Buktinya tak ada satupun progran yang terbaca dalam media monitoring," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Berdasarkan hasil survei LSI pada 10 hingga 19 November 2018, terdapat enam program pasangan Jokowi-Ma'ruf yang telah diketahui oleh masyarakat. Rata-rata di atas 50 persen responden mengetahui ke-enam program Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Survei LSI: Publik Tahu Program Jokowi-Maruf tetapi Tak Membicarakan
Ke-enam program tersebut adalah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, beras sejahtera, Program Keluarga Harapan, pembangunan infrastruktur dan pembagian sertifikat tanah.
Namun keenam program tersebut tidak masuk dalam 10 daftar teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial.