Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan di Pasar Gintung, Jokowi Beli 50 Buah Tempe

Kompas.com - 24/11/2018, 09:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Calon presiden Joko Widodo, Sabtu (24/11/2018) pagi, blusukan ke Pasar Gintung, Tanjung Karang Pusat, Provinsi Lampung.

Pengamatan Kompas.com, Jokowi didampingi sang istri, Iriana, tiba di pasar sekitar pukul 07.00 WIB. Dia mengenakan kaos cokelat dengan sablon #01 di bagian depan.

Kaos itu sama seperti yang ia kenakan saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Di pasar itu, salah satunya Jokowi membeli tempe. Tidak tanggung-tanggung, Jokowi membeli 50 buah tempe.  "Pak Jokowi bayarnya Rp 100.000," ujar sang pedagang.

Baca juga: Jokowi: Malu Kita kalau Masih Ada Kasus Gizi Buruk dan Stunting

Sang pedagang pun mengutarakan harapannya agar Jokowi yang kini masih menjabat sebagai Presiden dapat menstabilkan harga bahan pangan.

Selain tempe, Jokowi dan Iriana juga membeli 2 kilogram cabai hijau, 2 kilogram tomat serta 4 ikat kangkung.

"Buat makan di rumah," kata salah seorang staf di kepresidenan.

Kehadiran Jokowi di pasar disambut antusias masyarakat. Mereka berebut untuk sekadar menyapa dan bersalaman. Bahkan, banyak pula yang meminta untuk berfoto bersama.

Jokowi mempersilahkan beberapa warga untuk mendekat dan berfoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com