Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Minta Boeing Tinjau Ulang Pesawat 737 Max Terbaru

Kompas.com - 07/11/2018, 22:45 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meminta perusahaan Boeing untuk mengkaji dan meninjau ulang pesawat 737 Max model terbaru.

ermintaan tersebut setelah KNKT melakukan investigasi terhadap kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.

"Ini permintaan KNKT dari apa yang sudah terjadi. Jadi, seperti kemarin yang sudah kami investigasikan, kami tidak mencari kesalahan, tetapi perbaikan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di dunia," kata Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Baca juga: KNKT: Indikator Airspeed Lion Air JT 610 Tidak Normal

Nurcahyo menjelaskan, dari data awal yang sudah dikaji, KNKT memandang Boeing perlu untuk memperbaiki sejumlah komponen yang dianggap bermasalah, termasuk indikator airspeed.

Boeing juga diminta menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Lion Air registrasi PK-LQP tersebut.

Kemudian, Boeing juga diharapkan untuk menyampaikan perbaikan komponen tersebut kepada maskapai pengguna 737 Max terbaru di seluruh dunia. 

"Tadi pagi kami sudah menerima safety warning dari Boeing kepada operator pesawat yang menggunakan Boeing. Kemudian, kita diskusi, ada beberapa hal yang kami minta penjelasannya," ungkapnya.

Dalam buletin dari Boeing tersebut, operator pesawat 737 Max diperingatkan mengenai pembacaan yang salah terhadap flight monitoring system. Kesalahan tersebut yang kemudian menyebabkan pesawat menukik tiba-tiba.

Lebih jauh, tutur Nurcahyo, sudah ada kesepakatan antara KNKT dan Boeing untuk mempublikasikan kepada seluruh maskapai pesawat di dunia. Nantinya, akan ada prosedur baru penerbangan pesawat Boeing jenis tersebut.

Baca juga: KNKT Susun Daftar Komponen untuk Penyelidikan JT 610

Sementara itu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjano menambahkan, setelah menemukan adanya kerusakan empat kali beruntut pada komponen petunjuk kecepatan pesawat, kemudian KNKT berdiskusi dengan National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika dan Boeing.

Hasil diskusi tersebut menyepakati untuk segera menyampaikan langkah yang tepat jika pesawat lainnya mengalami kerusakan serupa.

"Kita berikan petunjuk langkah yang tepat. Jadi ini hasil kerja sama KNKT, Boeing, dan NTSB untuk membuat prosedur baru nantinya," papar Soerjanto.

Kompas TV Dalam pemeriksaan yang dilakukan KNKT berdasar data pada FDR terhadap kecelakaan Lion Air PK-LQP sejumlah temuan telah didapatkan salah satunya adalah adanya kerusakan penunjuk kecepatan pada empat penerbangan terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com