JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman yakin usulan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait debat capres-cawapres di kampus bukan tanpa alasan.
Menurut dia, usulan itu dilontarkan sebagai salah satu cara untuk mendongkrak kepercayaan pemilih berpendidikan tinggi kepada Prabowo-Sandiaga Uno yang menurun.
"Itu menjadi peluang sebagaimana Pak Prabowo-Sandiaga mampu mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar misalnya debat di kampus," ujar Ikrama di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
"Atau ekspor kebijakan ekonomi, program konkrit ekonomi itu mungkin salah satu program untuk mendongkrak kembali keterpilihan di segmen terpelajar atau pendidikan tinggi," lanjut dia.
Sebelumnya, survei LSI Denny JA menunjukkan adanya penurunan dukungan pemilih kalangan terpelajar kepada pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pasca kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 lalu dan dirilis pada Selasa (23/10/2018).
Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno pada Oktober 2018 sebesar 28,6 persen, turun dari September 2018 yang mencapai 29,2 persen.
Sebanyak 6,6 persen responden survei ini berpendidikan di atas SMA. Sisanya, atau 93,4 persen berpendidikan akhir SD, SMP, dan SMA.
Ikrama mengatakan, dari total jumlah responden yang berpendidikan tinggi, hanya 37,4 persen yang memilih Prabowo-Sandiaga Uno pada Oktober 2018.
Padahal, kata dia, pada survei September 2018, sebanyak 46,8 persen responden berpendidikan tinggi memilih Prabowo-Sandiaga Uno.