JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, menilai, biaya penyelenggaraan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia di Bali lebih kecil dari penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya.
Ia mengatakan biaya penyelenggaraan pertemuan kali ini yang berlangsung di Bali justru lebih murah daripada di tahun-tahun sebelumnya seperti di Singapura dan Peru.
Hal itu disampaikan Arsul menanggapi kritikan kubu pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ihwal penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali.
"Selalu saya sampaikan itu kan harus dibandingkan dan perbandingan itu harus apple to apple. Ternyata kalau saya lihat waktu annual meeting di Singapura dan di Peru sebelumnya itu dari segi cost lebih mahal," kata Arsul di Posko Cemara, Selasa (9/10/2018).
Baca juga: 5 Fakta Acara Pertemuan IMF-World Bank di Bali, Ubi Goreng hingga Penggalangan Dana
Lagipula, lanjut Arsul, biaya penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia yang berlangsung di Bali pada 12-14 Oktober itu, juga digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur di Bali.
Beberapa infrastruktur yang dibangun untuk menunjang pelaksanaan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia ialah apron Bandara Internasional Ngurah Rai dan Under Pass Simpang Tugu Ngurah Rai.
"Ada biaya yang manfaatnya akan terus terjalin karena itu dalam bentuk misalnya infrastruktur itu kan sesutu yang tidak hilang begitu saja. Kedua yang dikritisikan tidak hanya dari cost saja tapi multiplier effect nya kan tidak pernah dilihat oleh mereka (yang mengkritik)," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.