JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa model kepimpinan era 90'an tak bisa lagi diadopsi pada era keterbukaan informasi seperti sekarang ini.
Model kepemimpinnan yang ia maksud yakni model yang otoriter, memerintah bawahan dengan semena-mena. Sementara kepemimpinan tak kreatif dan inovatif.
"Sekarang berbeda, ada keterbukaan itu. Maka kepemimpinan itu haruslah lebih bijaksana, lebih pintar dan lebih mengayomi anak buahnya. Harus memberi contoh," ujarnya dalam acara pelatihan kepemimpinan nasional di Jakarta, Senin (5/10/2018).
"Anda tidak bisa memimpin hanya berdasarkan selembar kertas SK (surat keputusan)," sambung Wapres.
Kalla mengatakan, alasan model kepemimpinan era 90'an tak cocok diterapkan saat ini karena eranya yang jauh berbeda.
Saat ini, kata dia, bila atasan bertindak otoriter, maka bawahanya bisa merekam atau menuliskannya di media sosial. Artinya tindakan buruk seorang atasan bisa dengan mudah dikatahui secara luas oleh publik.
Saat ini tutur dia, model kepemimpinan yang tetap yakni kepemimpinan yang kreatif dan inovatif, termasuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
"Kalau dalam ekonomi ada sharing economy. Contohnya Go-jek, modalnya hanya aplikasi platform karena sharing. Ekonomi seperti itu," kata dia.
"Kepemimpinan juga seperti itu. Online semua. Menjadi pemerintah yang lebih tech minded, tidak lagi kepada SK minded," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.