Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sebut Butuh Kerja Keras untuk Dongkrak Elektabilitas Prabowo

Kompas.com - 08/10/2018, 15:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku butuh kerja keras untuk mendongkrak elektabilitas pasangannya, Prabowo Subianto. Hal itu menyikapi survei terbaru lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis, Minggu (7/10/2018).

Dalam survei itu, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul atas kompetitornya, Prabowo-Sandiaga pada 6 bulan sebelum Pilpres 2019. Adapun persentase Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 60,4 persen dan Prabowo-Sandiaga sebesar 29,8 persen.

Menurut survei itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin didukung oleh tingginya elektabilitas Jokowi yang mencapai 60,2 persen. Sementara Prabowo hanya 28,7 persen.

Survei itu juga menyebutkan kehadiran cawapres belum memiliki dampak besar kepada elektabilitas capres.

Baca juga: Survei SMRC: Jokowi-Maruf Amin 60,4 Persen, Prabowo-Sandiaga Uno 29,8 Persen

"Ya kita harus kerja lebih keras sebagai cawapres, baik Kiai Ma'ruf dan saya harus menjadi pendongkrak elektabilitas Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Jadi tugasnya cawapres itu kan harus membantu menaikkan elektabilitas," kata Sandiaga usai berdiskusi dengan sejumlah kelompok milenial di Bebek Kaleyo, Tebet, Jakarta, Senin (8/10/2018).

Sandiaga menegaskan tak ingin hanya menjadi pelengkap Prabowo dalam Pilpres 2019. Sebab, hal itu dinilainya tak akan memenuhi harapan masyarakat. Oleh karena itu, ia berjanji akan menaikkan elektabilitas Prabowo.

Saat ditanya soal langkah konkretnya, Sandiaga mengaku akan terus bertemu dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari generasi tua hingga generasi milenial.

Baca juga: Gaet Kaum Milenial, Sandiaga Akan Banyak Bicara Peluang Usaha

"Harapannya bisa menyentuh dan mencoba memenangkan hati dan pikiran mereka bahwa ke depan ekonomi Indonesia itu akan lebih baik lagi, lebih adil dan lebih makmur," kata dia.

Menurut Sandi, saat ini dirinya terbantu dengan isu-isu ekonomi. Sebab, masyarakat pun juga mulai mengesampingkan isu-isu SARA, hoaks, dan ujaran kebencian.

Ia optimistis bisa meyakinkan masyarakat untuk memilih dirinya dan Prabowo dengan mengusung isu-isu ekonomi.

"Saya terbantukan dengan isu ekonomi karena sekarang isu ini jadi topik yang mendominasi. Saya harus jadi lebih kerja keras lagi untuk meyakinkan ekonomi bisa lebih baik lagi," ujar dia.

Survei SMRC itu dilakukan pada 7-24 September 2018 dan melibatkan 1.074 responden dengan multistage random sampling di seluruh Indonesia. Metode survei yang digunakan, yakni dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara.

Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 3,05 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com