Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Sabtu Ini, Bantuan Asing untuk Bencana Sulteng Capai Rp 220 Miliar

Kompas.com - 06/10/2018, 15:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan, hingga Sabtu (6/10/2018) ini, bantuan negara sahabat dalam bentuk komitmen pendanaan (pledge) bagi penanganan dampak bencana di Sulawesi Tengah, sudah mencapai Rp 220 miliar.

"Dalam bentuk pledge, sudah ada sekitar Rp 220 miliar," ujar Fachir dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu siang.

Namun jumlah tersebut belum semuanya dicairkan. Ada dana yang sudah cair dan langsung disalurkan ke sektor tertentu dalam penanganan dampak bencana, ada yang masih menunggu syarat-syarat administratif.

"Yang sudah disalurkan langsung, misalnya dana dari Tiongkosebesar 200.000 dollar AS, itu langsung ditransfer ke PMI," ujar Fachir.

Fachir kemudian menyebut beberapa negara sahabat yang sudah menggikrarkan akan menyalurkan dana, antara lain Korea Selatan sebesar 1 juta dollar AS, Uni Eropa sebesar 1,5 juta Euro, Vietnam dan Laos masing-masing sebesar 100.000 dollar AS dan Kamboja sebesar 200.000 dollar AS.

Meski demikian dana dari negara-negara yang disebutkan Fachir belum dicairkan, baru sebatas pledge.

Saat ditanya apakah dana tersebut hanya diperuntukkan pada saat masa tanggap darurat, Fachir membantahnya. Ia mengatakan, dana itu juga sangat mungkin digunakan untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Tapi penentuannya harus melalui koordinasi di bawah Menkopolhukam terlebih dahulu," ujar Fachir.

Soal penggunaan dana bantuan asing untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi, Fachir juga akan mengkomunikasikannya ke negara pendonor agar mereka ikut memberikan persetujuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com