Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Jokowi Pertanyakan Alasan Prabowo Sebut Elite Gagal Kelola Negara

Kompas.com - 05/10/2018, 18:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mempertanyakan parameter yang digunakan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, saat menyebut elite gagal mengelola negara.

"Jadi janganlah kita mengedepankan narasi-narasi pesimistik dengan mengatakan bahwa elit politik gagal. Kan harus jelas parameternya apa," kata Ace saat dihubungi, Jumat (5/10/2018).

Ia menyatakan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo justru sejumlah prestasi dicapai Indonesia.

Baca juga: Fadli Zon: Tim Prabowo-Sandiaga yang Paling Dirugikan Kasus Ratna Sarumpaet

Ia menyebutkan beberapa di antaranya ialah lepasnya Indonesia dari negara berpendapatan menengah hingga peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapita.

Selain itu, lanjut Ace, saat ini Indonesia juga disegani di kelompok negara-negara G-20.

"Jadi menurut saya kita jangan menutup mata deh atas keberhasilan dan capaian pemerintahan Jokowi saat ini," kata dia.

"Kalau hanya melontarkan gagasan atau pikiran yang sarkas seperti itu tidak akan menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa ini," lanjut Ace.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya tetap berkecimpung dalam dunia politik dan akhirnya memutuskan maju kembali pada pemilu presiden untuk keempat kalinya.

Selama 20 tahun aktif di politik, Prabowo menilai, saat ini bangsa Indonesia tengah menuju ke arah yang salah, khususnya terkait penerapan kebijakan di sektor ekonomi.

"Saya merasa terpanggil karena saya lihat negara saya, bangsa saya, berada di arah yang salah dan saya ingin kembalikan ke arah yang benar," ujar Prabowo saat menjadi narasumber acara ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (4/10/2018) malam.

Menurut Prabowo, para elite pemimpin Indonesia saat ini telah gagal dalam mengelola negara.

Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya kekayaan nasional yang justru dinikmati oleh pihak asing.

Baca juga: Prabowo: Maaf, Elite Kita Gagal Mengelola Negara

Sementara, kata dia, rakyat Indonesia justru tidak dapat menikmati kekayaan yang dimiliki oleh bangsanya sendiri.

Ia memandang bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara yang membiarkan kekayaannya mengalir ke luar negeri.

"Maaf dengan segala hormat, elite kita telah gagal mengelola negara. Oleh karena itu, saya harus turun ke rakyat, menyadarkan rakyat kita, menggugah kesadaran bahwa sistem ekonomi kita keliru," tuturnya.

Kompas TV Prabowo Subianto minta maaf karena terburu-buru menanggapi kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com