Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perludem Harap Kampanye Bukan Hanya Sekedar Aktivitas Pencitraan

Kompas.com - 03/10/2018, 12:23 WIB
Reza Jurnaliston,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini berharap, kepada setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden baik nomor urut 01 dan 02 menjalankan pendidikan politik melalui kampanye damai.

Titi meminta, peserta pemilihan umum dalam masa kampanye ini bukan sekedar aktivitas yang populis artifisial.

Populis artifisial, jelas Titi, yakni bukan sekedar aktivitas yang mengangkat citra positif para paslon. Melainkan juga kembali kepada esensi kampanye sebagai aktivitas pendidikan politik.

“Citra positif calon memang perlu dibangun oleh para paslon karena itulah tujuan dari kampanye, tetapi kampanye harus kembali kepada esensi sebagai bagian dari aktivitas pendidikan politik,” tutur Titi melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018).

“Bagaimana melalui kampanye itu pasangan calon, tim kampanye, tim pemenangan membangun interaksi diskursus politik bersama pemilih,” sambung Titi.

Baca juga: Komisioner KPU Sebut Tak Semua Iklan Politik Dimaknai sebagai Kampanye

Titi mengatakan, membangum interaksi politik bersama pemilih atau konstituen akan menciptakan suatu komunikasi dua arah. Sehingga, lanjut Titi, setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden bisa mengelaborasi gagasan dan program yang ditawarkan kepada masyarakat.

Program yang dibawa pasangan calon presiden dan wakil presiden, kata Titi, akan selalu berkembang, dan akan mendapatkan masukan serta input dari masyarakat.

“Jadi tidak hanya sebagai pendidikan politik juga interaksi dua arah gagasan yang dibawa oleh paslon akan semakin terus diperkaya masukan dan feedback respons dari masukan masyarakat, sehingga ketika si paslon memimpin program dan gagasan bisa mencerminkan realitas kita,” tutur Titi.

Titi menambahakan, setiap paslon dan parpol harus mengisi hal-hal yang positif saat masa kampanye. Selain itu, lanjut Titi, setiap paslon presiden dan wakil presiden tidak terbawa menggunakan upaya untuk ilegal seperti menyebarkan informasi bohong, kampanye politik SARA ataupun fitnah.

“Tidak tergoda cara-cara illegal sebagai jalan pintas untuk memepengaruhi pilihan politik,” kata Titi.

Diketahui KPU, telah menetapkan tahapan kampanye Pemilu dimulai pada tanggal 23 September 2019, hingga 13 April 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com