Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu 2019, Golkar Usul Pengelolaan Dana Optimalisasi Dikembalikan ke Pemerintah

Kompas.com - 20/09/2018, 19:25 WIB
Kristian Erdianto,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar mengusulkan agar pengunaan dana optimalisasi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 diprioritaskan untuk mengurangi utang dan cadangan fiskal.

Dengan demikian, pengelolaan dana optimalisasi dikembalikan ke pemerintah, di bawah Kementerian Keuangan. Pasalnya, dalam pembahasan APBN selama ini, dana optimalisasi biasanya ditambahkan untuk belanja kementerian dan lembaga.

"Partai Golkar memutuskan bahwa penggunaan optimalisasi anggaran dalam pembahasan RAPBN harus diprioritaskan untuk mengurangi utang dan cadangan fiskal sebagai bantalan dalam mengantisipasi ketidakpastian perekonomian," ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat memberikan keterangan pers di ruang Fraksi Partai Golkar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Baca juga: Wapres Tak Setuju jika Dana Optimalisasi Dihapus dari APBN

Airlangga mengatakan, saat ini DPR dan Pemerintah sedang membahas RAPBN Tahun 2019 yang terdiri dari Pendapatan Negara sebesar Rp 2.142,5 triliun dan Belanja Negara sebesar Rp 2.439,7 triliun.

Sehingga muncul defisit anggaran sebesar Rp 297,2 triliun atau sebesar 1,84%.

Dalam membiayai delisit anggaran tersebut, pemerintah melakukan pembiayaan utang sebesar Rp 359,3 Triliun.

Tambahan utang tersebut akan menjadikan total utang diperkirakan menjadi Rp 4.685 triliun pada tahun 2019. 

"Dalam proses pembahasan RAPBN, Partai Golkar senantiasa menunjukkan sense of crisis dan tanggung jawab untuk menghadirkan solusi bagi perekonomian bangsa," kata Airlangga.

Secara terpisah, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menuturkan bahwa usulan tersebut memang tidak lepas dari potensi penyalahgunaan dana optimalisasi.

Seperti diketahui, dana optimalisasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditengarai jadi lahan bancakan anggota DPR.

Sejumlah legislator diduga jadi makelar dengan dalih memperjuangkan dana itu untuk proyek tertentu.

Sudah ada beberapa contoh kasus korupsi yang memanfaatkan dana optimalisasi. Misalnya, kasus bekas anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti, yang ditangkap KPK pada Januari 2016 karena menerima suap terkait proyek jalan di Maluku.

Apalagi saat ini partai politik membutuhkan anggaran yang besar dalam menghadapi kontestasi di pemilu 2019.

"Kalau orang bicara tentang pemilu, siapa enggak butuh anggaran. Tetapi Golkar punya itikad baik bahwa ini benar-benar untuk menyelamatkan ekonomi. Sehingga dana optimalisasi ini tidak digunakan untuk tadi 'bancakan' tapi digunakan untuk pemerintah, pemerintah yang mengatur," kata Lodewijk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com