Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Ungkap Alasan Prabowo Gandeng Kwik Kian Gie

Kompas.com - 14/09/2018, 09:21 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga bakal calon presiden, Prabowo Subianto, memiliki kesepahaman terkait permasalahan ekonomi dengan mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri sekaligus ahli ekonomi, Kwik Kian Gie.

Hal inilah yang menjadi alasan Prabowo meminta Kwik Kian Gie untuk menjadi penasihat sektor ekonomi dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2019.

"Saya kira iya (sepaham). Beberapa ekonom itu kan ekonom yang berpihak pada ekonomi Pancasila, ekonomi pasal 33 UUD 1945, jadi tidak ada dispute," ujar Fadli saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018) malam.

Baca juga: Fadli Zon: Prabowo Kerap Berdiskusi soal Ekonomi dengan Kwik Kian Gie

"Saya kira semuanya memiliki pemahaman yang sama bahwa ekonomi kita ini orientasinya adalah untuk kesejahteraan rakyat," kata dia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).
Menurut Fadli, kesepahaman antara Prabowo dan Kwik Kian Gie juga terlihat dari beberapa diskusi yang terjadi.

Ia mengatakan, Prabowo sudah beberapa kali berdiskusi dengan Kwik dan ekonom lainnya.

Bahkan, Fadli menyebut Kwik Kian Gie memiliki andil dalam penyusunan visi misi pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Sudah beberapa kali sebagai narasumber dalam diskusi-diskusi kita sudah beberapa kali diskusi. Iya, ikut diskusi dan brainstorming sebelumnya," kata Fadli.

Selain Kwik Kian Gie, Prabowo juga kerap berdiskusi mengenai masalah ekonomi dengan beberapa tokoh nasional dan ekonom, antara lain mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah.

Baca juga: PDI-P: Apa Benar Kwik Kian Gie Lupa Sejarah Tinggalkan Jejak Perjuangannya?

Lainnya, mantan Menteri Keuangan sekaligus anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier.

Meski demikian, kata Fadli, timnya belum menetapkan apakah figur-figur tersebut akan masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Sandiaga.

"(Kwik Kian Gie) Diminta sebagai penasihat untuk platform ekonomi karena ada Pak Rizal Ramli. Dari kami juga banyak, ada Pak Fuad Bawazier, ada Pak Burhanudin Abdullah," kata Fadli.

Prabowo klaim Kwik Kian Gie bergabung

Sebelumnya, Prabowo mengklaim bahwa Kwik Gian Gie ingin bergabung ke tim kampanye nasional Prabowo-Sandiaga Uno.

"Walaupun Beliau mengatakan Beliau PDI-P, tetapi demi kepentingan negara, Beliau ingin menjadi salah satu penasihat saya," kata Prabowo usai bertemu SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/9/2018).

Baca juga: PDI-P: Kami Hormati jika Kwik Kian Gie Merapat ke Prabowo-Sandiaga 

Menurut Prabowo, bergabungnya Kwik Gian Gie menandakan bahwa tak ada batasan partai politik untuk sama-sama memajukan Indonesia.

Nantinya kata Prabowo, Kwik Gian Gie akan bergabung menjadi tim ahli Prabowo-Sandiaga Uno. Namun belum diketahui apakah akan masuk ke struktur tim pemenangan atau tidak.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, akan ada tim ahli yang masuk ke struktur tim pemenangan dan ada yang tidak. Dan posisi Kwik Gian Gie belum dipastikan.

Baca juga: Prabowo Klaim Kwik Kian Gie Bersedia Gabung ke Timnya

Selain Kwik Gian Gie, Prabowo juga mengatakan akan ada sejumlah ahli di bidang ekonomi yang bergabung. Di antaranya, kata dia, ada mantan menteri keuangan dan mantan Gubernur Bank Indonesia.

"Kami tidak memikirkan latar belakang tidak memikirkan ras atau agama atau daerah mana. Kami ingin mengumpulkan mereka, dan mereka kami minta untuk memikirkan demi negara dan bagsa bukan kepentingan partai," ucap Prabowo.

Kompas TV Temuan ini menyusut dari laporan sebelumnya ke KPU yakni 25 juta DPT ganda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com