Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Dekati Rp 15.000, Ketua DPR Minta Semua Pihak Tak Saling Menyalahkan

Kompas.com - 05/09/2018, 20:23 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak tak saling menyalahkan seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) per 5 September 2018, dolar AS sudah mencapai Rp 14.927.

Bambang mengatakan, depresiasi rupiah memang mulai berdampak pada industri yang menggunakan bahan baku impor. Oleh karena itu, kini yang dibutuhkan untuk mengatasi pelemahan rupiah adalah kekompakan dan langkah nyata.

“Saya mengingatkan kepada para pihak agar tidak mencari kambing hitam dengan menyalahkan sebab musabab turunnya rupiah, tapi lakukanlah tindakan nyata untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah,” kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/9/2018).

Bambang mengatakan, Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan Dolar AS. Yakni fundamental Indonesia yang cukup kuat dan kondisi politik yang relatif stabil.

“Kita harus percaya itu,” katanya.

Baca juga: Kurs Jual Dollar AS di Bank dan Money Changer Sentuh Rp 15.000

Namun, Bambang juga meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan untuk menguatkan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, Bambang juga mendorong Kementerian Perdagangan membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor,” ujarnya.

Menurut Bambang, pemerintah sebaiknya segera mengeksekusi rencana tentang pembatasan impor atas 900 jenis barang konsumsi. Dia meyakini pembatasan itu akan menekan impor yang berefek pada necara pembayaran.

“Pembatasan impor barang konsumsi akan mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri,” ujarnya.

Bambang menambahkan, hal lain yang tak boleh dilupakan saat pelemehan kurs rupiah adalah keberadaan koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menurut dia, Kementerian Koperasi dan UKM harus membantu para pelaku usaha kecil dan menengah agar lebih mudah memperoleh bahan baku dan suntikan modal.

“Dengan demikian UMKM mampu bertahan untuk memproduksi dan meningkatkan kualitas serta kuantitas bahan baku industrinya. Sehingga para pelaku industri UMKM juga bisa mengurangi impor untuk mendapatkan bahan baku,” ujar Bambang. 

Baca juga: Rupiah Hampir Sentuh Rp 15.000 Per Dollar AS, Ini Komentar Jokowi

Bambang juga meminta badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD) ikut turun tangan menghadapi penguatan dolar AS. Caranya bisa dengan saling bersinergi dalam hal promosi dan penggunaan produk dalam negeri.

Bambang menegaskan, kunci penting dalam menghadapi pelemahan rupiah adalah sinergi.

“Jadi di antara kementerian dan lembaga harus saling bersinergi dan bahu-membahu dalam upaya untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS guna menjaga stabilitas keuangan negara,” ujar dia.

Kompas TV Pengelola money changer mengaku jumlah warga yang menukarkan dollar ke rupiah lebih banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com